TOKYO, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga meminta produsen obat AS Pfizer Inc menambah pasokan vaksin Covid-19 untuk mempercepat upaya vaksinasi Jepang yang dipandang tertinggal dari banyak negara lain, demikian dilansir Associated Press, Minggu (18/04/2021).
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengakhiri kunjungan resminya ke Amerika Serikat hari Sabtu (17/04/2021) dengan panggilan telepon ke CEO Pfizer Albert Bourla. Sebelumnya Suga mengadakan pembicaraan dengan Presiden Joe Biden di Gedung Putih.
Taro Kono, seorang menteri kabinet yang ditugaskan untuk vaksinasi, mengatakan pada acara bincang-bincang televisi Jepang hari Minggu kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan mengenai vaksin.
Suga meminta Bourla memberikan pasokan tambahan agar vaksinasi di Jepang bisa mencakup semua penerima yang memenuhi syarat pada September, serta untuk memastikan pengiriman yang stabil dan lebih cepat dari pengiriman vaksin yang saat ini berlangsung, kata pejabat Jepang, Minggu.
Baca Juga: Jepang Klaim Air Nuklir Fukushima Aman dan Bisa Diminum, China: Kenapa Tak Kirim ke AS Saja?
Menurut para pejabat Jepang, Bourla memberi tahu Suga Pfizer berencana berkoordinasi erat dengan pemerintah Jepang untuk membahas permintaan tersebut.
Jepang yang masih dalam tahap awal pengembangan vaksin dalam negeri harus mengandalkan impor dan telah menandatangani perjanjian dengan Pfizer, AstraZeneca dan Moderna. Vaksin Pfizer adalah satu-satunya yang disetujui Jepang sejauh ini.
Pemerintah Jepang mengatakan sudah mengamankan 314 juta dosis, cukup untuk menutupi seluruh populasinya pada akhir tahun ini. Itu termasuk 144 juta dosis dari Pfizer.
Vaksinasi massal dimulai pada pertengahan Februari dan baru menyuntik kurang dari 1% populasi. Proses yang lambat terhambat oleh kekurangan vaksin di tengah kontrol ekspor oleh Uni Eropa.
Kono mengatakan kecepatan pengiriman vaksin diharapkan meningkat mulai Mei.
Baca Juga: Tambahan 20 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Buatan Pfizer Bagi Australia Tiba Kuartal Empat Tahun Ini
Menyikapi kekhawatiran tentang kekurangan pekerja medis yang memberikan suntikan, pemerintah baru-baru ini merevisi undang-undang untuk merekrut perawat yang telah pensiun atau sedang cuti untuk sementara membantu dengan vaksinasi.
Meningkatnya kasus membuat pemerintah mengeluarkan status waspada untuk Tokyo dan sembilan prefektur perkotaan lainnya. Ini juga memicu keraguan tentang apakah atau bagaimana 23 Juli-Agustus, Olimpiade Tokyo bisa dilanjutkan.
Jepang menambahkan 4.532 kasus pada hari Sabtu, (17/04/2021) dengan total 525.218 sejak pandemi dimulai, dengan 9.584 kematian.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.