BRASILIA, KOMPAS.TV - Perempuan di Brasil diimbau untuk menunda kehamilan hingga wabah Covid-19 berakhir.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Pelayanan Kesehatan Primer dari Kementerian Kesehatan Brasil, Raphael Camara.
Ia mengatakan varian baru dari Covid-19 lebih berbahaya terhadap ibu hamil yang akan melahirkan.
Baca Juga: "Malaikat Kematian” Ikut Protes atas Kebijakan Pemerintah Brasil Tangani Wabah Covid-19
“Jika mungkin (para perempuan) harus menunda kehamilan hingga waktu yang lebih baik, sehingga bisa mengandung dengan damai,” ujarnya Jumat (16/4/2021), dikutip dari Daily Mail.
Ia mengungkapkan Kementerian Kesehatan tengah mempelajari masalah kehamilan dan pengaruh dari varian virus Corona itu.
“Berdasarkan pandangan klinis, ahli menunjukkan bahwa varian baru memiliki agresivitas lebih tinggi bagi wanita hamil,” katanya.
Baca Juga: Kawal Prosesi Pemakaman Pangeran Philip, Seorang Prajurit Bersenjata Terjatuh
“Sebelumnya, (keparahan) dikaitkan dengan akhir kehamilan, tetapi sekarang mereka melihat evolusi yang lebih serius pada trimester kedua, dan bahkan juga pada trimester pertama,” tambah Camara.
Saat ini Brasil berada di tempat kedua sebagai negara dengan kasus positif Covid-19 terbanyak di dunia.
Brasil memiliki lebih dari 13,8 juta kasus secara keseluruhan dengan jumlah kematian mencapai 368.749.
Kemungkinan hal itu dikarenakan varian baru Covid-19, yang dipercaya lebih menular.
Ahli kesehatan masyarakat juga memperingatkan bahwa negara tersebut akan menghadapi masa yang lebih sulit karena kelambanan dan masalah politik.
Baca Juga: Krisis Covid-19 di Brasil Kian Memburuk, Pasien Diikat di Tempat Tidur dan Diintubasi Tanpa Dibius
Tim yang dipimpin Marcia Castro dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard TH Chan, bersama para ahli di Universitas Sao Paulo telah menerbitkan jurnal mengenai respon pemerintah terkait Covid-19.
Mereka menilai respon federal di Brasil telah menjadi kombinasi berbahaya dari kelambanan dan kesalahan.
“Jika tak dilakukan langkah selengkapnya, ini akan menjadi gambaran dari apa yang akan terjadi di daerah lain di Brasil,” bunyi jurnal tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.