MINNEAPOLIS, KOMPAS.TV - Seorang ahli medis, Dr Martin Tobin mengungkapkan George Floyd tewas karena mengalami kekurangan oksigen.
Hal itu sekaligus mematahkan klaim pengacara Derek Chauvin yang mengatakan Floyd tewas karena mengonsumsi fentanyl.
Dokter Tobin mengungkapkan hal tersebut saat persidangan kematian Floyd dengan mengadili Chauvin sebagai pembunuhnya, Kamis (8/4/2021).
Baca Juga: Digugat Nike, "Sepatu Setan" Akhirnya Ditarik dari Peredaran
Chauvin merupakan polisi yang menahan leher Floyd dengan lututnya selama 9 menit setelah menangkapnya karena dituduh membayar rokok dengan uang palsu di Minneapolis, Mei 2020 lalu.
Floyd sempat berteriak tak bisa bernapas dan kemudian dinyatakan meninggal saat dilarikan ke rumah sakit.
Menurut laporan toksiologi Juni lalu, Floyd dilaporkan mengonsumsi penghilang rasa sakit fentanyl dan methamphetamine di sistem darahnya.
Baca Juga: Rusia Keluarkan Ancaman Lakukan Serangan ke Ukraina, Ini Alasannya
Pengacara Derek Chauvin pun menuduh penyebab kematian Floyd karena fentanyl dan methamphetamine.
Namun menurut Dokter Tobin, seorang dokter di perawatan Intensif, mengatakan napas Floyd tak cukup lambat untuk membuat obat pengurang rasa sakit sebagai penyebab kematian.
Selanjutnya dokter bedah Kepolisian Kentucky, Dr Bill Smock, yang bekerja untuk Kepolisian Louiseville dan ahli forensik memberikan kesaksian.
Menurut Dr Smock, Floyd menunjukkan “lapar udara”, terminologi ketika tubuh sangat membutuhkan oksigen.
Baca Juga: Penyidik Ungkap Derek Chauvin Lakukan Kekerasan yang Tak Perlu Saat Menahan George Floyd
Sedangkan overdosis fentanyl memperlambat pernapasan. Menurutnya orang yang overdosis tak menyadari bahwa mereka kekurangan oksigen dan kerap tertidur.
Sementara itu, ia mengatakan Floyd menyadari bahwa dirinya kesulitan bernapas.
Sebelumnya terkait tuduhan pembunuhan Floyd, Chauvin menolak dakwaan pembunuhan dan penghilangan nyawa orang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.