Beli Siput untuk Makan Siang, Perempuan Ini Malah Dapatkan Mutiara Miliaran Rupiah

BANGKOK, KOMPAS.TV - Keberuntungan dialami perempuan Thailand yang menemukan mutiara Melo dari siput yang akan disantapnya untuk makan siang.

Perempuan itu bak mendapat durian runtuh karena harga mutiara tersebut diyakini lebih dari puluhan ribu poundsterling atau setara miliaran rupiah.

Perempuan bernama Kodchakorn Tantiwiwatkul itu membeli siput laut dengan harga 70 baht atau setara Rp32.500 di sebuah pasar di Satun, Thailand.

Baca Juga: Pria Ini Merasa Kembung, Ternyata Ada Cacing Pita Sepanjang 18 Meter di Perutnya

Ketika memotong siput tersebut, ia melihat sebuah benda berwarna oranye di dalam salah satu cangkang siput yang awalnya ia kira adalah batu.

Namun, ia terkejut setelah mengetahui bahwa benda itu adalah mutiara melo seberat enam gram, dengan diameter 1,5 cm.

“Saya menunjukkannya kepada ibu dan ia mengatakan itu adalah mutiara Melo dan sangat berharga. Kami juga melihat di televisi tentang nelayan yang menjual temuannya tersebut,” ujar Kodchakorn dilansir dari The Sun.

Baca Juga: Indonesia Gencarkan Diplomasi Kopi ke China

Meski begitu, ia memilih menyembunyikan temuannya tersebut. Ia takut sang penjual siput akan memintanya kembali.

Oleh sebab itu, ia baru berani terbuka tiga bulan setelah dirinya membeli siput tersebut, yang dilakukannya pada 30 Januari lalu.

Ia memutuskan mengungkapkan penemuannya karena ingin menjual mutiara tersebut untuk pengobatan ibunya.

Baca Juga: Perempuan Ini Eksekusi Mati Ibunya Sendiri karena Bunuh Sang Ayah

Ayah Kodchakorn, Niwat Tantiwiwatkul mengatakan mereka sangat membutuhkan uang, karena ia mengalami kecelakaan dan istrinya memerlukan biaya medis.

Kejadian yang nyaris sama terjadi bulan lalu ketika seorang supir truk Monthian Jansuk menemukan mutiara senilai 70.000 poundsterling (Rp1,3 miliar) dari siput yang dibelinya senilai 1 poundsterling atau setara Rp19.700.

Pada bulan Januari sebuah mutiara Melo senilai 250.000 poundsterling atau setara Rp4,9 miliar telah ditemukan oleh seorang nelayan bernama Hatchai Niyomdecha.