RAMALLAH, KOMPAS.TV - Kepala Badan Keamanan Israel Shin Bet, Nadav Argaman meminta pemilihan umum (pemilu) Palestina dibatalkan jika Hamas terlibat.
Permintaan itu langsung ditolak oleh Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Hal tersebut dilaporkan oleh stasiun TV Israel seperti dikutip oleh The Times of Israel, Jumat (19/3/2021) waktu setempat.
Baca Juga: Elon Musk Bantah Mobil Tesla Digunakan untuk Mata-Mata di China
Laporan tersebut mengungkapkan permintaan itu sudah dilakukan pada dua pekan terakhir dalam pertemuan di Ramallah.
Pada Januari lalu, Abbas mengeluarkan dekrit yang memerintahkan pemilu nasional Palestina pertama setelah lebih dari 14 tahun.
Terakhir kali pemilu Palestina dilakukan pada 2006 dan Hamas menjadi pemenang sehingga memiliki mayoritas suara di parlemen.
Baca Juga: Setengah dari Seluruh Orang Dewasa di Inggris Telah Terima Dosis Pertama Vaksin Covid-19
Masyarakat Palestina dijadwalkan akan melangsukan pemilu legislatif pada 22 Mei dan pemilihan Presiden pada 31 Juli.
Meski begitu, para pengamat tetap skeptis pemilu Palestina bisa berlangsung karena beberapa janji pemilu sebelumnya telah gagal dilakukan.
Faksi-faksi Palestina, termasuk Hamas dan saingannya Fatah, telah setuju untuk mematuhi kode kehormatan pemilihan di Kairo, Selasa (16/3/2021).
Baca Juga: Israel Ingin Bangun Taman Raja, 1.550 Lebih Warga Palestina akan Kehilangan Rumahnya
Dalam kode itu, mereka berjanji untuk tidak menghasut sentimen agama, sektarian, keluarga atau rasial, dan menahan diri dari intimidasi kekerasan.
Israel sendiri terus berusaha agar pemilu Palestina dibatalkan, apalagi mereka melihat potensi buruk bagi mereka jika Hamas kembali berkuasa.
Namun, permintaan tersebut terus ditentang oleh Presiden Mahmoud Abbas, yang uniknya berasal dari Fatah,
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.