JAKARTA, KOMPAS.TV - Menurut The Hindu dari laporan IQAir, New Delhi tetap menjadi ibu kota yang paling tercemar di dunia selama tiga tahun berturut-turut.
Meski 84% negara pada tahun 2020 mengalami peningkatan kualitas udara. Namun, beberapa negara termasuk India masih mempunyai kualitas udara yang tidak sehat.
IQAir sendiri adalah sebuah perusahaan teknologi kualitas udara Swiss, yang berspesialisasi dalam perlindungan terhadap polutan udara, dan mengembangkan pemantauan kualitas udara dan produk pembersih udara.
IQAir mengukur tingkat kualitas udara berdasarkan konsentrasi partikel udara yang merusak paru-paru yang dikenal sebagai PM2.5.
Baca Juga: Pengadilan di Jepang Putuskan, Pelarangan Pernikahan Sesama Jenis Adalah Tidak Konstitusional
Meski begitu, secara keseluruhan India telah meningkatkan tingkat rata-rata tahunan PM2.5 (materi partikulat) yang lebih tinggi pada tahun 2020 daripada tahun 2019.
Untuk negara, Bangladesh dan Pakistan adalah negara-negara pada tahun 2020 dengan tingkat rata-rata PM2.5 yang lebih buruk daripada India.
Sementara China yang tahun lalu berada di peringkat 14, malah naik ke peringkat ke-11 dalam laporan terbaru. Ini berarti kualitas udara yang ada di China lebih bagus saat tahun 2019.
Indonesia sendiri berada di peringkat 9 negara paling tercemar.
Baca Juga: Kalah di Mahkamah Agung, Uber Angkat 70.000 Pengemudi Jadi Karyawan Tetap
Dalam laporan tahun 2020 itu, dari 106 negara yang dievaluasi, hanya 24 negara yang memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk PM2.5.
Untuk peringkat berdasar kota, Hotan di Cina adalah yang paling berpolusi, dengan konsentrasi rata-rata 110,2 μg/m³, diikuti oleh Ghaziabad di Uttar Pradesh, India dengan 106.
Meski bukan negara paling tercemar, India menyumbang 13 kota paling tercemar dalam daftar 15 besar.
Sedangkan kota paling tercemar di Indonesia adalah Tangerang Selatan konsentrasi tahunan rata-rata PM2.5 dalam 74,9 per satu meter kubik udara.
Baca Juga: 58 Warga Sipil Niger Tewas Diserang Saat Pulang Berdagang dan Beberapa Lumbung Makanan Dibakar
Kedua ada kota Bekasi dengan 48,1 dan Jakarta di angka 39,6.
Polusi udara merupakan bahaya kesehatan lingkungan terbesar di dunia. IQAir menyebut, polusi udara berkontribusi pada sebanyak 7 juta kematian dini secara global per tahun (lebih dari tiga kali lebih tinggi daripada kematian yang terkait dengan Covid-19).
Pada tahun 2020, penyebaran Covid-19 menimbulkan kekhawatiran baru, karena paparan polusi partikel ditemukan untuk meningkatkan kerentanan terhadap virus dan dampaknya terhadap kesehatan.
Laporan awal menunjukkan bahwa proporsi kematian Covid-19 yang dikaitkan dengan paparan polusi udara berkisar antara 7% hingga 33%.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.