YANGON, KOMPAS.TV - Myanmar mengalami mati listrik nyaris di seluruh negara karena kerusakan sistem, Jumat (5/3/2021).
Berdasarkan laporan masyarakata di Twitter dan Facebook, mati listrik terjadi sekitar pukul 1.30 siang di pusat komersial Yangon.
“Sebuah kerusakan sistem menyebabkan listrik padam,” bunyi pernyataan Perusahaan Penyuplai Listrik Yangon dikutip dari The Star.
Baca Juga: Sebuah Kerangka Ditemukan di Pantai, Ternyata Jasad Korban Tsunami Jepang 2011 yang Hilang
Perusahaan penyuplai listrik di Magway hingga Sungai Irrawaddy juga melaporkan hal yang sama.
Pada pukul 4 sore Perusahaan Penyuplai Listrik Yangon mengumumkan mereka telah memperbaikinya, dan dibutuhkan waktu untuk mengirimkan listrik ke seluruh kota besar Myanmar.
“Kami ingin masyarakat di seluruh kota tahu kami tengah mencoba untuk mengirimkan listrik ke seluruh Yangon saat ini,” tutur mereka melalui postingan di Facebook.
Baca Juga: Ngeri! Divisi Militer Myanmar Yang Diterjunkan Untuk Bungkam Aksi Demonstrasi Ini Terkenal Kejam
Masyarakat pun mulai melaporkan bahwa saat ini listrik mereka mulai menyala di media sosial.
Pemotongan pasokan terjadi setelah junta militer memperketat dan memblokade komunikasi setelah melakukan kudeta, 1 Februari lalu.
Baca Juga: Paus Fransiskus Serukan Toleransi dan Persaudaraan Antara Umat Kristen dan Muslim di Irak
Mereka sebelumnya telah memblokir platform media sosial, yang telah masyarakat lewati dengan mengunduh VPN.
Mereka juga memberlakukan penutupan internet setiap malam. Junta militer telah melakukan langkah keras dalam menghadapi demonstrasi yang menentang mereka.
Hak Asasi Manusia (HAM) PBB sebelumnya melaporkan 54 orang demonstran telah tewas karena tembakan dari pihak keamanan.
Baca Juga: Utusan Khusus PBB Serukan Tindakan Segera Untuk Membalikkan Kudeta Myanmar
Kekerasan yang dilakukan pihak junta pun dikutuk dengan keras oleh PBB.
Kepala Komisaris HAM PBB, Michelle Bachelet bahkan meminta junta untuk berhenti membunuhi dan menangkapi demonstran.
Meski begitu, hingga saat ini junta masih bergeming dan seperti tak peduli dengan sanksi yang akan diberikan sejumlah negara.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.