YANGON, KOMPAS.TV - Kekerasan aparat Myanmar terus memakan korban. Tembakan polisi dan tentara menewaskan 9 orang massa demonstran penentang kudeta militer Myanmar pada Rabu (3/3/2021).
Aparat melepaskan tembakan tanpa peringatan terlebih dahulu.
“Mereka berbaris ke arah kami dan menembak gas air mata, begerak lagi dan menggunakan granat kejut,” tutur Si Thu Maung, seorang pengunjuk rasa di kota Myingyan, dikutip dari Reuters.
Baca Juga: Pengunjuk Rasa Termuda di Hong Kong Dijatuhi Hukuman Penjara, Saat Ini Berusia 16 Tahun
“Mereka tak menyemprotkan meriam air, tapi menembakkan senjata api mereka tanpa aba-aba,” kata Maung lagi.
Seorang pemuda di Myingyan meninggal. Sementara, lima orang lain tewas di kota Monywa.
“Kami telah mengonfirmasi pada anggota keluarga mereka dan para dokter, lima orang tewas,” kata Ko Thit Sar, editor Monywa Gazette.
Di Mandalay dua orang pengunjuk rasa juga meninggal karena kekerasan aparat. Dan di kota Yangon, satu orang tewas.
Pantauan Reuters, sudah ada 31 pengunjuk rasa yang tewas di tangan aparat Myanmar.
Kekerasan ini terus berlanjut, meski negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN meminta militer melunak. Pada pertemuan virtual, Selasa (2/3/2021) para menteri luar negeri dari negara-negara ASEAN meminta aparat Myanmar menahan diri.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.