YERUSALEM, KOMPAS.TV - Israel Minggu mengumumkan rencana untuk memvaksinasi puluhan ribu warga Palestina yang bekerja di permukiman Tepi Barat, Minggu (28/2/2021).
Israel telah meluncurkan salah satu program vaksinasi paling sukses di dunia, mereka telah memvaksinasi lebih dari setengah populasinya hanya dalam dua bulan.
Namun mereka mendapat kecaman internasional karena tidak membagikan persediaan vaksinnya dengan warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Mereka malah berencana akan membagi kelebihan vaksin dengan sekutunya di Afrika, Eropa dan Amerika Latin. Sebuah stasiun TV Israel mengatakan negara-negara tersebut termasuk Honduras, Guatemala, Chad dan Mauritania.
Baca Juga: Israel Hancurkan Rumah Kepala Penjaga Masjid Al-Aqsa, Hamas Mengecam Keras
Senator AS Bernie Sanders mengatakan, merupakan hal yang memalukan bahwa Netanyahu akan menggunakan vaksin cadangan untuk diberikan kepada sekutu asingnya. Sementara begitu banyak orang Palestina di wilayah pendudukan masih menunggu. Seperti dikutip dari the Associated Press, rencana tersebut kemudian dibekukan karena masalah hukum di Israel.
Namun kini Pemerintah Israel menyetujui program bagi pekerja Palestina untuk menjaga kesehatan masyarakat dan fungsi ekonomi. Hal ini dinyatakan oleh COGAT, yaitu badan pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas urusan sipil Palestina.
Program tersebut diharapkan akan dimulai dalam beberapa hari mendatang.
Vaksin akan diberikan oleh tim medis Israel di berbagai pos pemeriksaan dan zona industri di Tepi Barat.
Baca Juga: Biden Akhirnya Hubungi Netanyahu, Bicarakan Palestina hingga Ancaman Iran
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah bergerak agresif untuk memvaksinasi penduduk Israel, mengamankan kesepakatan dengan pembuat vaksin, Pfizer dan Moderna, untuk memastikan pasokan yang cukup bagi 9,3 juta orang Israel. Dia berharap sebagian besar populasi orang dewasa akan divaksinasi pada akhir Maret.
Tetapi sebelum pengumuman hari Minggu, Israel telah pernah memberikan 2.000 vaksin dengan Otoritas Palestina untuk melindungi pekerja medis garis depan di Tepi Barat. Namun jumlah ini masih dianggap terlalu kecil.
Kesenjangan antara Israel dan Palestina telah menggambarkan ketidakadilan global antara negara kaya dan miskin dalam hal akses kepada vaksin.
Baca Juga: Tingkat Kemanjuran Vaksin Pfizer Capai 95 Persen di Israel
Pejabat PBB dan kelompok hak asasi manusia telah menyatakan keprihatinan atas perbedaan tersebut, dengan mengatakan Israel bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat Palestina. Israel mengatakan bahwa di bawah perjanjian perdamaian sementara tahun 1990-an, ia tidak memiliki tanggung jawab seperti itu.
Israel telah mengimunisasi penduduk Arabnya sendiri, termasuk warga Palestina yang tinggal di Yerusalem timur yang dicaplok Israel.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.