WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pihak regulator kesehatan Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 Johnson & Johnson, Sabtu (27/2/2021)
Vaksin tersebut menjadi yang ketiga diizinkan di AS dan merupakan vaksin yang hanya melakukan satu kali suntikan.
Vaksin itu ditetapkan sebagai alternatif hemat biaya, untuk Pfizer dan Moderna.
Baca Juga: Junta Militer Pecat Duta Besar Myanmar untuk PBB yang Mengutuk Kudeta
Selain itu, juga bisa disimpan di lemari es ketimbang di freezer seperti yang lainnya.
AS pun menjadi negara pertama yang setuju menggunakan vaksin ini, yang dibuat oleh Perusahaan Belgia, Janssen.
Dari uji coba yang dilakukan, vaksin tersebut bisa mencegah penyakit serius, tetapi efektif 66 persen secara keseluruhan ketika kasus tingkat sedang dimasukkan.
Baca Juga: Ada-Ada Saja, Dokter Ini Nekat Lakukan Operasi Bedah Sambil Hadiri Sidang Tilang
Janssen setuju untuk memberikan AS seanyak 100 juta dosis pada akhir Juni.
Inggris, Kanada dan Uni Eropa juga telah memesan dosis yang sama. Sedangkan 500 dosis telah dipesan lewat skema Covax untuk menyuplai negara miskin.
Presiden as, Joe Biden pun menyambut baik hal ini dan menyebutnya sebagai berita menarik bagi seluruh AS dan mendorong perkembangan.
Baca Juga: Wow, Ayam Jago Diamankan Polisi Setelah Bunuh Tuannya
Meski begitu, Biden menegaskan pertarungan melawan Covid-19 masih jauh dari selesai.
“Walau kita merayakan berita hari ini, saya mengimbau seluruh rakyat Amerika, tetap mencuci tangan, mempertahankan pembatasan sosial dan tetap menggunakan masker,” katanya dikutip dari BBC.
“Seperti yang saya selalu katakan, semua masih bisa menjadi lebih buruk karena varian baru sudah mewabah, dan perbaikan saat ini bisa berbalik,” tambah Biden.
Baca Juga: Turki Mulai Laksanakan Vaksinasi Covid-19 Untuk Para Guru
Persetujuan dari Adminstrasi Obat dan Makanan AS (FDA) datang setelah komite eksternal mendukung penggunaan vaksin itu, Jumat (26/2/2021).
Hasil dari uji coba vaksin ini di AS, Afrika Selatan dan Brasil menunjukkan lebih dari 85 persen efektif mencegah penyakit serius, dan secara keseluruhan 66 persen efektif kasus tingkat sedang ditambahkan.
Selain itu, taka da kematian di antara sukarelawan yang menerima vaksin, dan taka da yang dirawat inap selang 28 hari dari vaksinasi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.