NEW DELHI, KOMPAS.TV – Penjaga pantai India menemukan sebuah kapal bermuatan para pengungsi Rohingya hanyut terombang-ambing tanpa makanan dan air minum di Laut Andaman, Kamis (25/2). Delapan di antara para pengungsi tersebut, telah tewas.
Juru bicara Kementerian Urusan Eksternal India, Anura Srivastava mengatakan, kapal tersebut meninggalkan Cox’s Bazar di Bangladesh pada 11 Februari dengan 90 penumpang, termasuk 23 anak-anak. Pada 15 Februari, mesin kapal mati hingga kapal terombang-ambing di lautan.
“Penjaga pantai menemukan 81 penumpang dalam keadaan selamat dan segera memberikan mereka makanan, air dan perawatan medis. Seorang pengungsi masih hilang,” katanya seperti dikutip dari Associated Press.
Baca Juga: Meski Dikritik PBB, Bangladesh Kembali Pindahkan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil
Srivastava menambahkan, dua kapal penjaga pantai India dikirim untuk membantu para pengungsi, dan pemerintah India tengah berdiskusi dengan Bangladesh untuk memastikan kepulangan mereka dengan selamat.
“Sebanyak 47 penumpang memiliki kartu identitas dari Badan Pengungsi PBB UNHCR yang dikeluarkan di Bangladesh, yang menyatakan bahwa mereka adalah warga negara Myanmar yang mengungsi,” terang Srivastava.
Baca Juga: Pengungsi Rohingya di Bangladesh Semakin Keras Menolak Pemulangan, Menyusul Kudeta Militer di Sana
Lebih dari 1 juta kaum Rohingya yang melarikan diri dari tindakan keras tentara Myanmar kini tinggal berdesakan di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh. Para penyelundup manusia kerap memikat para pengungsi dengan menjanjikan mereka pekerjaan di negara-negara Asia Tenggara.
PBB dan kelompok-kelompok HAM sebelumnya melaporkan, banyak para pengungsi di dalam kapal mengalami dehidrasi parah.
Baca Juga: 1,804 Pengungsi Rohingya Gelombang Kedua Dipindahkan Bangladesh ke Pulau Bhasan Char
Juru bicara UNHCR Catherine Stubberfield mengatakan, pihaknya berterima kasih atas upaya penyelamatan penjaga pantai India. “Namun, mengingat para pengungsi masih terombang-ambing di laut, tindakan paling penting adalah segera menurunkan mereka ke darat untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dan memastikan keselamatan mereka tak lagi terancam,” ujarnya.
Nasima Khatun, seorang ibu yang putranya dilaporkan berada dalam kapal tersebut, terus berdoa demi keselamatan putranya yang berusia 25 tahun.
“Ya Tuhan, selamatkan semua orang yang terjebak di kapal, termasuk putraku, dengan keajaibanmu,” doa Nasima di kamp pengungsi Kutupalong di Cox’s Bazar.
“Apakah putra saya selamat? Apakah ia menderita kelaparan? Saya tak tahu apa-apa yang dikerjakan putra saya, bagaimana ia bisa bertahan. Ia hanya membawa bekal 4 liter air,” ujarnya khawatir.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.