NAYPYIDAW, KOMPAS.TV - Ribuan orang hadiri pemakaman demonstran wanita di Naypyidaw yang ditembak di kepala oleh polisi saat demonstrasi menolak kudeta Myanmar.
Kedatangan jenazah, Minggu (21/2/2021) juga disambut oleh sejumlah pelayat dengan penghormatan tiga jari, simbol perlawanan terhadap junta militer Myanmar.
Mya Thwe Thwe Khaing adalah demonstran wanita yang tertembak di kepala saat demonstrasi di Naypyidaw, Selasa (9/2/2021).
Baca Juga: Inggris Ngebut Vaksinasi, Semua Warga Dewasa Harus Sudah Divaksin Dosis Pertama Pada 31 Juli 2021
Setelah menggunakan alat bantu kehidupann selama 10 hari, Thwe Khaing mengembuskan napas terakhirnya, Jumat (19/2/2021).
Pada foto yang beredar di media sosial, penambak Thwe Khaing adalah pihak kepolisian Myanmar.
Thwe Khaing yang baru akan beranjak usia 20 tahun pun menjadi korban tewas pertama dari tiga demonstran yang merenggang nyawa.
Baca Juga: Seusai Tembak Dua Demonstran, Polisi Myanmar Tangkap Aktor Terkenal karena Dukung Demonstrasi
Pada Minggu kemarin, dua demonstran kembali tewas ditembak pihak berwenang saat demonstrasi di Mandalay.
Thwe Khaing pun menjadi salah satu fokus utama dari demonstran saat berunjuk rasa, dengan gambarnya selalu dibawa kala mereka berdemonstrasi menolak kudeta.
Dia pun dianggap martir dari usaha rakyat menolak kudeta yang dilakukan oleh junta militer.
Seperti dikutip dari BBC, peti matinya dibawa dengan dengan mobil jenazah diiringi ratusan motor.
Kematian para demonstran tersebut membuat Sekjen PBB Antonio Guterres mengutuk keras ulah junta militer.
Baca Juga: Lagi, Dua Pengunjuk Rasa di Myanmar Ditembak Mati Polisi
“Penggunaan senjata mematikan, intimidasi dan kekerasan melawan demonstrasi damai tidak bisa diterima,” ujarnya.
Sementara pihak militer terus melakukan tindakan represif dalam menghadapi pihak-pihak yang beroposisi dengan mereka.
Seorang aktor terkenal Myanmar, Lu Min ditangkap setelah memposting video yang dianggap menghina kepemimpinan militer.
Baca Juga: Jumlah Kematian Akibat Virus Corona di Amerika Serikat Mendekati 500.000 Orang
Pihak junta militer melakukan kudeta dengan menangkap pemimpin partai berkuasa, Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint pada 1 Februari lalu..
Kemenangan partai Suu Kyi, Liga Nasional Demorasi (NLD) secara telak pada pemilihan umum pada November lalu menjadi penyebabnya.
Pihak militer mengungkapkan adanya kecurangan pada pemilu tersebut, namun komisi pemilihan menampik tuduhan tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.