LONDON, KOMPAS.TV – Badan hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan pada Rabu (17/2) akan menggali informasi dari Uni Emirat Arab (UAE) seputar putri penguasa Dubai yang terpenjara di sebuah villa di Dubai yang dijaga ketat.
Putri Latifa binti Mohammed Al Maktoum sempat mencoba kabur dari UAE menggunakan kapal kecil pada 2018, namun akhirnya tertangkap di perairan lepas pantai India. Sejak itu, kabar sang putri tak pernah terdengar lagi hingga hari Selasa lalu (16/2), saat program investigasi BBC ‘Panorama’ menayangkan pesan sang putri melalui rekaman video.
Dalam video tersebut, yang tampaknya direkam secara diam-diam, putri berusia 35 tahun itu mengatakan, dirinya khawatir akan keselamatannya.
“Saya tidak tahu apakah saya akan mampu bertahan melewati situasi ini,” ujarnya dalam salah satu video. BBC menyatakan, video-video tersebut direkam selama berbulan-bulan melalui sebuah ponsel yang diam-diam diterima sang putri sekitar setahun setelah penangkapannya.
Baca Juga: Kisah Putri Latifa, Putri Penguasa Dubai yang Menghilang Selama Tiga Tahun
Marcus Essabri, seorang sepupu Latifa yang tinggal di Inggris, mengatakan pada BBC bahwa video-video tersebut berhenti direkam sejak sekitar 6 bulan lalu dan sejak itu, tak ada kabar apapun dari Putri Latifa.
“Saya takut mereka menangkap basah Latifa dengan ponselnya, dan sekarang saya mengkhawatirkan keselamatannya,” ujar Essabri.
Kantor badan HAM PBB UNHCR menyatakan, pihaknya akan menindaklanjuti perkembangan terbaru tentang Putri Latifa dengan UAE.
“Bagian lain dari sistem HAM PBB dengan mandat yang sesuai mungkin akan dilibatkan jika mereka telah selesai menganalisa materi perkembangan baru atau menerima tuduhan spesifik,” kata juru bicara UNHCR Rupert Colville pada BBC.
Baca Juga: Oman Tutup Perbatasan, Dubai dan Abu Dhabi Terbang ke Inggris Sesuai Jadwal
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.