LONDON, KOMPAS.TV - Inggris mencatat 64.000 kematian warganya setiap tahun sebagai akibat pencemaran udara, dengan warga miskin sebagai kelompok yang terdampak paling parah, ungkap laporan terbaru dari parlemen Inggris pada Kamis, seperti dilansir Xinhua, Jum'at (12/02/2021)
Diterbitkan oleh Komite Urusan Lingkungan, Pangan, dan Pedesaan di House of Commons (majelis rendah dalam parlemen Inggris), laporan tersebut mendesak pemerintah Inggris agar menangani buruknya kualitas udara yang mengkhawatirkan di Inggris, menyoroti perlunya tindakan yang kuat dan nyata untuk mengatasi pencemaran udara.
Memperingatkan tentang sifat mematikan dari pencemaran udara dan dampaknya yang tidak proporsional terhadap masyarakat miskin, para anggota komite tersebut menegaskan kembali perbaikan kualitas udara harus menjadi fokus dalam pembangunan kembali pascapandemi.
Baca Juga: Ancaman Polusi Udara Bagi Warga Eropa Timur di Musim Dingin
Laporan itu juga mendesak pemerintah agar menetapkan target yang lebih tinggi untuk mengurangi pencemaran udara jika ingin menurunkan kesenjangan di bidang kesehatan yang semakin diperjelas oleh pandemi Covid-19, karena komunitas yang paling miskin dan memberikan kontribusi terkecil terhadap pencemaran udara justru menjadi pihak yang paling terdampak oleh efeknya.
Laporan itu juga menyampaikan kekhawatiran bahwa Clean Air Strategy yang dimiliki pemerintah saat ini "kurang ambisius" untuk benar-benar mengatasi tantangan yang dimunculkan oleh buruknya kualitas udara.
Baca Juga: Pasangan Lansia Inggris Terinfeksi Covid-19, Melepas Rindu di RS Sebelum Wafat Berselang 3 Hari
"Dalam pembangunan kembali pascapandemi, kita memiliki kewajiban moral untuk fokus pada perbaikan kualitas udara. Meskipun Clean Air Strategy berada di jalur yang benar, pemerintah perlu menjadi lebih ambisius," kata Ketua Komite Urusan Lingkungan, Pangan, dan Pedesaan Neil Parish.
Pada Januari 2019, pemerintah Inggris mengumumkan Clean Air Strategy, yang menetapkan sejumlah rencana dalam rangka memenuhi target internasional yang ambisius dan mengikat secara hukum untuk menurunkan emisi lima polutan udara yang paling merusak pada 2030 mendatang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.