TEHERAN, KOMPAS.TV - Iran dan Rusia sepakat untuk memproduksi bersama vaksin Covid-19 Sputnik V dari Rusia di Iran, demikian diumumkan Duta Besar Iran untuk Rusia Kazem Jalali pada Rabu (10/02/2021) seperti dilansir Xinhua, Kamis, (11/02/2021).
"Pembicaraan kami tentang produksi bersama (Sputnik V) telah rampung dan kita akan segera menyaksikan pembuatan vaksin ini di Iran," ujar Jalali seperti dikutip saluran televisi Press TV.
Pada Selasa (09/02/2021), Iran memulai putaran pertama program vaksinasi nasionalnya menggunakan vaksin Sputnik V yang diterimanya dari Rusia pekan lalu.
Sementara itu, kelompok kedua pengiriman vaksin Rusia tersebut akan tiba di Iran pada Jumat (12/02/2021), kata Jalali dalam pertemuan tingkat tinggi antara perwakilan kementerian kesehatan Iran dan Rusia di Moskow pada Rabu.
Baca Juga: Sputnik V, Vaksin Covid-19 Rusia Tampil Makin Mencuat Ditengah Kemelut Pasokan Vaksin Dunia
Delegasi beranggotakan 10 pejabat bidang farmasi dari Iran, yang dipimpin oleh Kepala Organisasi Makanan dan Obat Iran Mohammad Reza Shanehsaz, saat ini berada di Rusia guna memantau proses pembuatan Sputnik V sebagai persiapan untuk memproduksi bersama vaksin tersebut di Iran.
Ditengah kemelut produksi dan distribusi vaksin negara-negara Barat, vaksin buatan Rusia, Sputnik V tampil spektakuler menyusul kesimpulan ilmiah dari kajian independen vaksin tersebut yang diterbitkan dalam jurnal kesehatan The Lancet, 01 Februari 2021.
Bloomberg seperti dikutip Straits News melaporkan hari Jum’at, (06/02/2021), Rusia kini menuai keuntungan diplomatik karena berhasil mencapai terobosan ilmiah terbesarnya sejak era Uni Soviet.
Terobosan itu adalah Vaksin Covid-19, Sputnik V.
Baca Juga: Vaksin Sputnik V Rusia Catat Tingkat Efikasi 92%
Di luar Rusia, Sputnik V telah menerima ijin penggunaan darurat di lebih dari selusin negara, menurut Russian Direct Investment Fund RDIF - termasuk bekas republik Soviet di Belarus, Armenia dan Turkmenistan; Negara-negara Amerika Latin termasuk Argentina, Bolivia dan Venezuela; beberapa negara Afrika, Serbia, Iran, Palestina dan UEA.
Di Uni Eropa, Sputnik V telah menerima ijin penggunaan darurat tahap awal di Hongaria dan masih menunggu persetujuan akhir dari Pusat Kesehatan Umum Nasional negara itu.
Sputnik V juga telah dipasok ke enam negara, dan juga ke negara Palestina.
Setidaknya sudah ada 19 negara yang sudah memberi persetujuan darurat penggunaan vaksin Sputnik V, termasuk Hungaria yang sekarang anggota Uni Eropa, sementara Brazil dan India saat ini dalam proses perizinan.
Secara keseluruhan, lebih dari 50 negara telah mengajukan permohonan untuk membeli 2,4 miliar dosis, tutur juru bicara RDIF kepada The Associated Press hari Selasa, (02/02/2021).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.