WELLINGTON, KOMPAS.TV – Salah satu pemimpin Partai Maori di Selandia Baru, Rawiri Waititi, diminta untuk meninggalkan sidang Parlemen pada Selasa (9/2/2021), karena tidak mengenakan dasi. Pekan lalu Ketua Parlemen Selandia Baru Trevor Mallard, telah memutuskan bahwa dasi harus dikenakan di Gedung Parlemen.
Mallard tidak mengizinkan Waititi untuk berbicara dalam rapat parlemen, karena dia tidak mengenakan dasi.
"Tidak, saya telah menunjukkan kepada anggota parlemen bahwa saya tidak akan memanggilnya (Waititi) ketika dia tidak memakai pakaian yang pantas," ujar Mallard.
Baca Juga: Karena Kudeta, Selandia Baru Tangguhkan Kontak Politik dan Bantuan Militer Pada Myanmar
Hal ini diprotes oleh Waititi, karena dia memakai kalung batu tradisional suku Maori, yang menurutnya bisa menjadi pengganti dasi.
"Seperti yang dapat Anda lihat dengan jelas, pakaian ini adalah pakaian yang layak untuk bekerja, sejauh yang saya ketahui. Dan bagi banyak orang Selandia Baru, ini adalah dasi. Ini adalah dasi untuk suku saya, ini adalah pengikat penderitaan," ujarnya seperti dikutip dari the Associated Press.
Kejadian ini ditanggapi berbeda oleh anggota parlemen Selandia Baru yang lain. Rekannya sesama pemimpin di Partai Maori, Debbie Ngarewa-Packer, memutuskan untuk mengenakan dasi pada hari Selasa.
Menteri Pertahanan Selandia Baru Peeni Henare, menyatakan keprihatinannya karena anggota parlemen sibuk mengurus dasi, padahal masih banyak hal lain yang lebih penting untuk ditangani.
Baca Juga: Selandia Baru Tutup Perbatasan Sampai Akhir 2021
"Saya secara pribadi, tidak punya masalah dengan memakai dasi. Saya sedih dengan kenyataan bahwa ada masalah yang lebih penting, seperti perumahan Maori, yang harus ditangani."
Wakil Pemimpin Partai Hijau, Marama Davidson, mendukung penampilan Waititi. "Saya pikir itu adalah tampilan bisnis yang sangat bagus yang dia kenakan," ujarnya.
Sedangkan Pemimpin Partai ACT, David Seymour, menyayangkan sikap Waititi.
"Saya mencoba untuk selalu menghormati Tikanga (nilai-nilai Maori) kemanapun saya pergi. Sayangnya Rawiri tidak bisa menghormati nilai-nilai Parlemen, yang saya pikir telah berdiri dengan megah," ujarnya.
Baca Juga: Virus Corona yang Ditemukan di Selandia Baru Merupakan Varian Afrika Selatan
Rawiri Waititi merupakan anggota parlemen Selandia Baru yang berasal dari suku asli Selandia Baru, yaitu Suku Maori. Dia dikenal masih melestarikan budaya-budaya suku Maori. Dia bahkan menggunakan tato wajah tradisional suku Maori yang disebut dengan mataora.
Dalam pemilihan umum Selandia Baru tahun 2020 lalu, Waititi berhasil mendapatkan kursi parlemen. Hal ini membuatnya menjadi anggota parlemen Selandia Baru pertama dalam 150 tahun terakhir, yang memiliki mataora atau tato tradisional Maori di wajahnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.