MOSKOW, KOMPAS.TV - Ditengah kemelut produksi dan distribusi vaksin negara-negara Barat, vaksin buatan Rusia, Sputnik V tampil spektakuler menyusul kesimpulan ilmiah dari kajian independen vaksin tersebut yang diterbitkan dalam jurnal kesehatan The Lancet, 01 Februari 2021.
Bloomberg seperti dikutip Straits News melaporkan hari Jum’at, (06/02/2021), Rusia kini menuai keuntungan diplomatik karena berhasil mencapai terobosan ilmiah terbesarnya sejak era Uni Soviet.
Terobosan itu adalah Vaksin Covid-19, Sputnik V.
Di luar Rusia, Sputnik V telah menerima ijin penggunaan darurat di lebih dari selusin negara, menurut Russian Direct Investment Fund RDIF - termasuk bekas republik Soviet di Belarus, Armenia dan Turkmenistan; Negara-negara Amerika Latin termasuk Argentina, Bolivia dan Venezuela; beberapa negara Afrika, Serbia, Iran, Palestina dan UEA.
Baca Juga: Vaksin Sputnik V Rusia Catat Tingkat Efikasi 92%
Di Uni Eropa, Sputnik V telah menerima ijin penggunaan darurat tahap awal di Hongaria dan masih menunggu persetujuan akhir dari Pusat Kesehatan Umum Nasional negara itu.
Sputnik V juga telah dipasok ke enam negara, dan juga ke negara Palestina.
Setidaknya sudah ada 19 negara yang sudah memberi persetujuan darurat penggunaan vaksin Sputnik V, termasuk Hungaria yang sekarang anggota Uni Eropa, sementara Brazil dan India saat ini dalam proses perizinan.
Asia dan Afrika hampir di tangan, sekarang Rusia mengarahkan pandangannya pada pasar Uni Eropa yang berharga karena Uni Eropa kewalahan dengan program vaksinasi mereka akibat tersendatnya pasokan vaksin.
Secara keseluruhan, lebih dari 50 negara telah mengajukan permohonan untuk membeli 2,4 miliar dosis, tutur juru bicara RDIF kepada The Associated Press hari Selasa, (02/02/2021).
Baca Juga: Tolak Impor Vaksin AS dan Inggris, Iran Terima Pengiriman Pertama Vaksin Sputnik V dari Rusia
Banyak negara sedang mengantre untuk mendapatkan pasokan vaksin Sputnik V, setelah hasil tinjauan ilmiah sejawat (peer review) yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet terbitan Inggris minggu ini menunjukkan vaksin Rusia efektif melindungi dari virus Covid-19.
Hasil penelitian yang terbit di The Lancet menunjukkan, tingkat kemanjuran vaksin Sputnik V sama baiknya dengan suntikan vaksin Amerika Serikat dan Eropa, dan jauh lebih efektif daripada vaksin buatan China.
"Ada empat vaksin di dunia, yang melalui uji coba fase ketiga. Vaksin kami termasuk di antara tiga vaksin paling efektif di dunia, dengan efektivitas yang ditunjukkan dalam jurnal Lancet, 91,6%." tutur Kirill Dmitriev, kepala eksekutif Dana Investasi Langsung Rusia yang dikelola negara, yang mendukung pengembangan Sputnik V dan bertanggung jawab atas peluncuran internasionalnya, kepada Associated Press.
Baca Juga: Kremlin: Presiden Rusia Vladimir Putin Putuskan Akan Disuntik Vaksin Covid-19 Sputnik V
Hasil dari uji coba tahap akhir terhadap 20.000 peserta yang ditinjau di jurnal kesehatan The Lancet menunjukkan bahwa vaksin tersebut memiliki tingkat efikasi atau kemanjuran 91,6 persen.
"Ini adalah momen yang menentukan bagi kami," kata Kirill Dmitriev, Kepala Eksekutif RDIF.
Baca Juga: Dikirimi Vaksin Covid-19 Sputnik V, Presiden Argentina Berterima Kasih pada Putin
Pertarungan Geopolitik Vaksin Covid-19
Dalam pertempuran global untuk mengalahkan pandemi yang telah merenggut 2,3 juta jiwa dalam waktu kurang dari satu tahun, perlombaan untuk mendapatkan vaksin sudah menjadi pertarungan geopolitik.
Pasalnya, seluruh negara di dunia saat ini berjuang sekuat tenaga untuk keluar dari kerusakan ekonomi dan sosial yang dahsyat akibat dampak dari upaya pencegahan dan penanganan, untuk menghadang penularan virus Covid-19.
Vaksin Sputnik V, seperti dilansir Bloomberg, menempatkan Rusia sebagai satu dari sangat sedikit negara yang ilmuwannya berhasil menciptakan pertahanan efektif terhadap virus Covid-19.
Keputusan Rusia untuk menamakan vaksin mereka Sputnik V menggarisbawahi betapa penting vaksin ini bagi Rusia.
Sputnik V adalah satelit pertama di dunia yang diluncurkan tahun 1957, membuat Uni Soviet saat itu unggul dalam kompetisi luar angkasa dengan Amerika Serikat.
Baca Juga: Besok Palestina Terima 5,000 Vaksin Covid-19, Bantuan Pribadi Presiden Rusia Vladimir Putin
Rusia menggratiskan vaksin Covid-19 bagi 146 juta penduduknya dan mulai berproduksi tahun lalu serta saat ini sedang diproduksi di negara-negara termasuk India, Korea Selatan dan Brasil.
Minggu ini, sekutu dekat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menandatangani perjanjian untuk memproduksi Sputnik V di Turki, bahkan ketika negara tersebut memiliki kesepakatan untuk membeli 50 juta dosis vaksin CoronaVac buatan Sinovac China dan 4.5 juta dosis suntikan Pfizer BioNTech.
Meskipun Rusia sukses, minat publik Rusia masih adem ayem hangat-hangat kuku, didorong oleh kecurigaan publik terhadap pihak berwenang.
Putin menyulut skeptisisme Desember lalu ketika dia mengatakan akan menunggu untuk mendapatkan vaksinasi hingga ada otorisasi bagi orang-orang seusianya.
Dia masih belum mengatakan apakah dia telah divaksinasi, tetapi negara lain tidak berselera menunggu untuk mengetahuinya.
Baca Juga: Meski Belum Lulus Uji Lanjutan, Moskow Mulai Suntik Warganya dengan Vaksin Sputnik V
Sehari setelah mengumumkan telah terjangkit Covid-19, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador pada 25 Januari mengatakan dia berterima kasih kepada Putin yang menurutnya "benar-benar penuh kasih sayang" karena menjanjikan 24 juta dosis Sputnik V bagi Meksiko dalam dua bulan mendatang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.