RIYADH, KOMPAS.TV - Arab Saudi Perpanjang pelarangan penerbangan internasional dan penutupan perbatasan hingga 17 Mei nanti, akibat dari keterlambatan pengiriman vaksin Covid-19, demikian dinyatakan pemerintah Arab Saudi seperti yang dilansir Arab News, Sabtu (30/01/2021).
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengumumkan perubahan kebijakan tersebut hanya beberapa minggu setelah mereka memutuskan untuk membuka perbatasan dan perjalanan darat, laut, dan udara, menyusul penurunan tingkat penularan kasus positif Covid-19.
8 Januari lalu pemerintah Arab Saudi memutuskan akan membuka kembali seluruh perbatasan dan penerbangan internasional pada 31 Maret. Namun terjadi perubahan situasi sehingga terjadi perubahan kebijakan.
Keputusan terbaru untuk memperpanjang penutupan perbatasan diambil berdasarkan pernyataan menteri kesehatan Arab Saudi bahwa pembuat vaksin Covid-19 yang dipesan negara itu gagal memenuhi tenggat pengiriman vaksin.
Baca Juga: Arab Saudi Segera Tunjuk Perempuan Sebagai Hakim Pengadilan
Selain itu kementerian dalam negeri menambahkan, saat ini ditengarai terjadi gelombang kedua penularan virus Covid-19 di seluruh dunia, yang menjadi salah satu penyebab utama perpanjangan penutupan pembatasan.
Sebelum membuka perbatasan dan pembatasan perjalanan, Arab Saudi berencana menyuntikkan vaksin ke sebanyak mungkin warganya sambil terus berupaya menekan penularan hingga ke titik minimum.
Bulan Desember kemarin, Arab Saudi menunda seluruh penerbangan setelah munculnya varian baru virus Corona yang lebih menular.
Menurut Shaikh Abdullah, seorang dokter di Rumah Sakit Spesialis dan Pusat Penelitian Raja Abdullah, keputusan memperpanjang penutupan perbatasan adalah keputusan bijak yang diambil kerajaan.
Baca Juga: Tak Disangka! Gara-gara Suka Mi Instan, Putri Arab Saudi Mau Investasi di Indonesia
"Saudi Arabia sudah berhasil menghadang penyebaran virus, dan berhasil menempatkan diri diantara negara-negara yang memiliki tingkat penularan dan tingkat kematian terendah di dunia," tutur Shaikh Abdullah.
Dia menambahkan, "Menjadi garda terdepan sebagai dokter dalam melawan virus yang membuat kacau ini, buat saya, imunisasi adalah jalan satu-satunya mengalahkan virus, nah baru setelah itu melonggarkan pembatasan perjalanan dan membuka kembali perbatasan,"
Shaikh Abdullah menambahkan, tingginya permintaan dunia membuat vaksin menjadi terlambat,"Itulah kenapa dua bulan ke depan perpanjangan penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan adalah keniscayaan, dan pilihan terbaik kita untuk tetap menjaga tingkat penularan baru serta tingkat kematian yang rendah adalah menghindar dari serangan gelombang kedua virus tersebut,"
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.