GAZA CITY, KOMPAS TV — Presiden Palestina Mahmoud Abbas hari Jum'at (15/01/2021) mengumumkan Palestina akan melaksanakan pemilihan umum presiden dan parlemen tahun ini, pertamakalinya sejak 2006 saat kelompok garis keras Hamas menang besar saat itu, demikian dilansir Associated Press Sabtu (16/01/2021)
Pemilihan umum akan membawa resiko besar bagi Partai Fatah pimpinan Abbas dan juga bagi Hamas, yang menyambut keputusan tersebut.
Kedua kubu selama ini diterpa protes atas ketidakmampuan mereka untuk rekonsiliasi, memajukan aspirasi warga Palestina untuk mewujudkan sebuah negara, atau untuk memenuhi kebutuhan dasar di wilayah yang mereka kelola.
Fatah dan Hamas sudah sepuluh tahun menyerukan digelarnya pemilihan umum, namun tidak pernah berhasil mempertemukan perbedaan maupun menyepakati proses pelaksanaan pemilu.
Baca Juga: Diplomasi Indonesia di Tahun 2021 Akan Tetap Mendukung Palestina
Terlepas dari pengumuman kemarin oleh Abbas, saat ini belum jelas apakah pemungutan suara akan benar-benar bisa terjadi.
Pemilu Palestina juga akan membuat runyam rencana presiden AS terpilih, Joe Biden, memulihkan bantuan bagi Palestina dan menghidupkan kembali proses perdamaian dengan Israel.
Pemilu 2006 dimenangkan Hamas, yang dipandang sebagai kelompok teroris oleh Israel dan negara-negara Barat sehingga memunculkan tekanan internasional bagi Otoritas Palestina.
Bentrokan antara Fatah dan Hamas sudah berlangsung lebih dari satu tahun, yang puncaknya adalah pengambilalihan Jalur Gaza tahun 2007 oleh Hamas yang saat ini masih diperintah oleh kelompok tersebut, terlepas dari blokade Israel dan Mesir serta tiga kali perang melawan Israel.
Baca Juga: Tak Akan Beri Tahanan Palestina Vaksin Covid-19, Israel Dituduh Rasis
Otorita Palestina dibawah Abbas terbatas di wilayah Tepi Barat, dimana mereka memerintah beberapa pusat populasi sesuai kesepakatan dengan Israel.
Israel menduduki Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur tahun 1967, dimana ketiga lokasi tersebut adalah persyaratan mutlak Palestina dalam mendirikan sebuah negara.
Keputusan Abbas itu menentukan jangka waktu dimana pemilihan legislatif akan digelar pada 22 Mei, disusul pemilihan presiden pada 31 Juli - pertama kalinya sejak Abbas terpilih tahun 2005 untuk masa jabatan lima tahun.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.