TOKYO, KOMPAS.TV – Jepang memperluas keadaan darurat virus corona untuk tujuh prefektur lagi, Rabu (13/1/2021). Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga memohon maaf karena harus menerapkan aturan ini dan meminta kerjasama seluruh warga Jepang.
"Saya minta maaf karena telah menyebabkan stres sehingga Anda harus hidup dalam kendala, tetapi kami harus mengatasi kesulitan ini. Saya dengan hormat meminta kerja sama Anda," kata Perdana Menteri Yoshihide Suga dalam konferensi pers setelah pertemuan gugus tugas virus, seperti dikutip dari the Associated Press.
Baca Juga: Jepang Temukan Virus Corona Varian Baru, Berbeda dengan Jenis yang Ditemukan di Inggris
Pengumuman itu datang hanya kurang dari seminggu setelah PM Suga mengumumkan keadaan darurat untuk Tokyo dan tiga prefektur terdekat, 7 Januari lalu. Aturan baru menambahkan tujuh prefektur lainnya di Jepang bagian barat dan tengah, untuk masuk dalam keadaan darurat.
"Jenis varian baru telah ditemukan dari orang-orang yang kembali dari Brasil. Saya sangat prihatin karena kasus-kasus seperti itu telah dikonfirmasi satu per satu, memperkuat rasa kekhawatiran di antara warga Jepang," tambahnya.
Pada jumpa pers, Suga juga mengatakan Jepang akan menangguhkan izin masuk bisnis jalur cepat dan melarang sepenuhnya wisatawan asing untuk datang ke Jepang. Hal ini dilakukan mengingat berbagai virus corona varian baru semakin bermunculan di seluruh dunia.
Baca Juga: PM Jepang Umumkan Keadaan Darurat Corona
Di dalam negeri, PM Suga juga mendapat kritik karena dinilai terlalu lambat untuk bertindak dalam masa pandemi. Jumlah infeksi dan kematian akibat virus corona yang dilaporkan di negara itu melonjak dua kali lipat selama satu bulan terakhir. Hingga kini, jumlah infeksi virus corona di Jepang menjadi sekitar 300.000 kasus dan jumlah kematian yang terkonfirmasi akibat virus corona menjadi 4.100 kasus.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.