NEW YORK, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres secara resmi menyatakan bahwa ia akan kembali maju untuk masa jabatan lima tahun kedua di pucuk pimpinan PBB, Senin (11/1/2021).
Guterres, yang masa jabatannya saat ini akan berakhir pada 31 Desember 2021, mengatakan dalam sebuah surat kepada Presiden Majelis Umum PBB Volkan Bozkir, bahwa merupakan kehormatan baginya untuk terus melayani organisasi dalam mencapai tujuan mulia.
Mantan Perdana Menteri Portugis dan Kepala Pengungsi PBB ini dipilih oleh 193 anggota majelis untuk menggantikan Ban Ki-moon setelah pertarungan sengit dan transparan pada Oktober 2016 yang awalnya melibatkan 13 kandidat yang terdiri dari tujuh wanita dan enam pria.
Baca Juga: Sekjen PBB Desak Iran Jawab Kekuatiran Atas Program Nuklir dan Rudal Balistik
Guterres mulai menjabat sebagai Sekjen PBB pada 1 Januari 2017.
"Saya bersedia untuk menjalani masa jabatan kedua sebagai sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, jika itu akan menjadi keinginan negara-negara anggota," kata Guterres dalam sebuah surat kepada Bozkir seperti dikutip dari the Associated Press.
Beberapa diplomat mengatakan Guterres sedang menunggu hasil pemilihan presiden AS dan tidak akan maju pada masa jabatan kedua jika Donald Trump menang.
Tetapi diplomat lain yang akrab dengan pemikirannya, mengatakan Guterres akan semakin merasa tidak bisa meninggalkan PBB, jika Trump mengalahkan Presiden terpilih Joe Biden yang menjabat pada 20 Januari mendatang.
Sebelumnya, Trump telah menarik Amerika Serikat keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perjanjian iklim Paris 2015 yang didukung PBB, dana populasi PBB (UNFPA), Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) dan berhenti mendanai badan PBB untuk pengungsi Palestina.
Baca Juga: Sekjen PBB: Afghanistan Harus Segera Lakukan Gencatan Senjata
Sementara Biden telah mengatakan, AS akan segera bergabung kembali dengan WHO dan perjanjian iklim Paris, jika ia menjabat sebagai Presiden.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan Guterres menanggapi surat dari Bozkir pada hari Jumat yang menanyakan niatnya mengenai jabatan di periode kedua.
Sekretaris Jenderal PBB menghabiskan waktu selama liburan akhir tahun untuk berbicara dengan keluarganya.
Kemudian Dujarric berkata, "Saya rasa siklus pemilu di negara tertentu tidak memengaruhi keputusannya."
Dujarric mengatakan Guterres telah memberi tahu perihal ini kepada lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris dan Prancis pada hari Jumat.
Menurut Juru Bicara PBB, Guterres juga telah berbicara dengan para pemimpin kelompok regional PBB pada hari Jumat dan mengirim surat ke Dewan Keamanan pada hari Senin.
Majunya Guterres dalam periode kedua ini mengecewakan kaum perempuan, yang tidak pernah menduduki jabatan tertinggi di PBB. Selain itu, warga Eropa Timur yang seharusnya menjadi yang berikutnya dalam rotasi geografis informal untuk menjadi Sekjen PBB, juga dikabarkan kecewa akan keputusan ini.
Sekretaris jenderal mengatakan dalam suratnya bahwa dia telah bekerja untuk mereformasi PBB untuk memenuhi aspirasi negara-negara anggota, memperjuangkan martabat dan kesejahteraan masyarakat, sambil memastikan keberlanjutan planet kita untuk generasi mendatang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.