KOMPAS.TV - Kompleks Kedutaan Besar RI di Korea Selatan kini mempraktikan seratus persen teknologi ramah lingkungan di kompleks kedutaan.
Ini dilakukan untuk komitmen Indonesia berkontribusi mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca di Korea Selatan.
Baca Juga: Melalui Konser dan Album, KBRI Wellington Melakukan Diplomasi Musik
Transformasi hijau adalah program yang dicanangkan Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi, pada akhir 2020 untuk dilanjutkan pada awal 2021.
Sebelumnya, praktik ramah lingkungan telah dilakukan para staf KBRI Seoul, dengan daur ulang sampah, pengurangan pemakaian kertas, hingga penggunaan mobil listrik sebagai kendaraan operasional.
Soal pengurangan kertas, karena Korsel menjadi salah satu pusat perkembangan digital, KBRI Seoul bisa melakukan langkah digitalisasi sejak beberapa tahun lalu.
“Di masa pandemi Covid-19, digitalisasi sangat membantu pelayanan kepada warga Indonesia di Korea Selatan,” ujar Dubes Umar Hadi, dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.tv, Selasa (29/12/2020).
Selanjutnya yang bakal dibangun KBRI adalah panel surya dan kebun pintar perkotaan di kawasan Kedutaan.
KBRI Seoul seluas 8.000 meter persegi terletak di kawasan Yeouido, sebuah kawasan bisnis dan pusat keuangan Korea Selatan.
“Kami akan menjadikan KBRI Seoul sebagai tempat dimana berbagai pihak di Indonesia, baik pemerintah maupun swasta termasuk UKM, dapat mengakses berbagai teknologi ramah lingkungan yang dimiliki Korea Selatan, dan teknologi yang dikembangkan Indonesia bisa kita promosikan di sini,” kata Dubes Umar.
Hubungan Indonesia dan Korsel saat ini dinaungi politik luar negeri Korea Selatan yang melihat ASEAN lebih intensif, dengan kebijakan New Southern Policy.
Perkembangan pesat Korsel, kiranya bisa dirasakan juga oleh negara-negara ASEAN, sebagai a true friend, alias sahabat sejati, yang diucapkan Presiden Moon Jae In dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-Korsel, November 2020.
Baca Juga: Kendalikan Ledakan Covid-19, Seoul Mulai Batasi Kerumunan
Karena itu, kesempatan negara seperti Indonesia di ASEAN untuk bisa melakukan kerjasama dengan Korsel, termasuk dalam seni peran dan budaya.
Dubes Umar dalam kesempatan terpisah menyinggung soal kesempatan para seniman peran Indonesia untuk memperkaya keahliannya di bidang belakang panggung drama Korea dan perfilman Korea yang dikenal sebagai bagian dari K-Pop.
“Bisa dengan menjadi penata artistik, penata lampu, di mana kita bisa belajar selain bekerja, untuk bisa lebih meningkat keahliannya,” ujar Dubes Umar di kesempatan terpisah dalam sebuah diskusi daring.
(Yophiandi Kurniawan)
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.