ISTANBUL, KOMPAS TV - Turki mewajibkan semua penumpang pesawat internasional yang datang ke Turki untuk menunjukkan hasil negatif dari tes COVID-19 negatif mulai 28 Desember nanti, demikian diumumkan Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca pada Sabtu (26/12/2020) seperti dilaporkan Xinhua.
Dalam pernyataan tertulisnya, Fahrettin Koca mengatakan semua pelancong yang datang dari luar negeri harus menyerahkan hasil tes PCR (Polymerase Chain Reaction) negatif yang dilakukan dalam kurun waktu 72 jam terakhir sebelum menaiki pesawat.
"Mereka yang tidak menunjukkan hasil tes PCR negatif tidak akan diizinkan naik pesawat," tambahnya.
Hal serupa akan diterapkan untuk penumpang internasional lainnya yang tiba di Turki melalui jalur darat dan laut mulai 30 Desember, tambah Koca.
Mereka yang tidak menjalani tes akan dikarantina di alamat tempat mereka tinggal di Turki.
Baca Juga: Janji Erdogan di 2021, Reformasi Demokrasi dan Ekonomi di Turki
"Langkah baru ini diperlukan untuk kedatangan dari luar negeri karena meningkatnya jumlah kasus di seluruh dunia dan percepatan pandemi," kata Koca, menambahkan bahwa peraturan baru ini akan berlaku hingga 1 Maret 2021.
Turki pada Sabtu (26/12/2020) melaporkan 15,118 lebih kasus infeksi virus Covid-10 yang dikonfirmasi dan 253 kematian selama 24 jam terakhir, data Kementerian Kesehatan seperti dilansir Kantor Berita Negara Turki Anadolu.
Kasus baru termasuk 3.002 pasien bergejala, sedangkan jumlah infeksi melebihi 2,13 juta.
Sejak Jumat, sebanyak 23.231 orang pulih, sehingga total yang sembuh dari Covid-1 9 menjadi 1.994.034 orang, sementara jumlah korban meninggal meningkat menjadi 19.624.
Baca Juga: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Akan Ke Indonesia Bertemu Presiden Joko Widodo Tahun Depan
Sekitar 178.872 tes COVID-19 dilakukan di seluruh negeri selama sehari terakhir, membuat jumlah keseluruhan menjadi lebih dari 23,6 juta.
Jumlah pasien dalam kondisi kritis mencapai 4.501 orang, “Jumlah kasus aktif dan pasien dalam kondisi kritis terus menurun,” kata Menteri Kesehatan Fahrettin Koca di Twitter.
"Sementara pembatasan baru diberlakukan menjelang musim liburan, terutama di seluruh Eropa, negara-negara menyetujui dan mendapatkan vaksin untuk membuka jalan menuju akhir pandemi," tambahnya.
Wabah virus telah merenggut lebih dari 1,75 juta jiwa di 191 negara dan wilayah sejak Desember lalu.
Baca Juga: Kebakaran Tewaskan 9 Pasien Covid-19 di Turki
Lebih dari 79,96 juta kasus telah dilaporkan di seluruh dunia, dengan lebih dari 45,11 juta pemulihan, menurut angka yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins AS.
AS, India, dan Brasil tetap menjadi negara yang paling parah terkena dampak dalam hal jumlah kasus.
Sementara pembatasan baru diberlakukan selama musim liburan, terutama di seluruh Eropa, berbagai negara menyetujui penggunaan darurat dan pengadaan vaksin untuk membuka jalan menuju akhir pandemi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.