NASHVILLE, KOMPAS.TV - Kasus ledakan di Nashville membuat para pengusaha serta artis rela merogoh kocek dalam-dalam bagi siapa pun yang bisa memecahkannya.
Mereka dikabarkan telah menawarkan hadiah lebih dari 300.000 dolar AS atau setara Rp4,2 miliar bagi yang sukses melakukannya.
Ledakan tersebut terjadi di depan gedung telekomunikasi AT&T yang berasal dari sebuah van, Jumat (25/12/2020) dan membuat tiga orang terluka.
Baca Juga: Kisah George Blake, Agen Ganda Terkenal saat Perang Dingin yang Baru Meninggal di Usia 98 Tahun
Insiden tersebut juga membuat sistem komunikasi di seluruh negara bagian Tennessee terputus.
Saat ini penyeldikan tengah dilakukan, di mana pihak penegak hukum meyakini ledakan tersebut berasal dari bom bunuh diri.
Apalagi, ditemukan sisa-sisa jasad manusia di sekitar lokasi ledakan. Demi menyemangati kinerja pihak pihak berwenang hadiah besar pun disiapkan.
Baca Juga: Rakyat Republik Afrika Tengah Lakukan Pemungutan Suara
Salah satu yang memberikan donasi untuk hadiah tersebut adalah penguasaha, Marcus Lemonis.
Dia memberikan donasi sebesar 250.000 dolar AS, atau setara Rp3,5 miliar.
Baca Juga: Ledakan di Nashville, Gubernur Tennessee Minta Presiden Trump Deklarasikan Keadaan Darurat
“Saya ingin menyumbangkan hadiah 250.000 dolar AS untuk siapa pun yang bisa memberikan informasi yang mengarah pada penangkapan dan pendakwaan atas insiden Nashville ini,” cuitnya di Twitter seperti dilansir dari BBC.
“Kami tak bisa jalanan kami diteror seperti ini,” lanjut CEO dari Camping World dan Good Sam Enterprises itu.
Donasi pun kemudian berdatangan, Perusahaan Konvensi dan Pengunjung Nashville menyumbang 10.000 dolar AS (Rp141 juta) dan bertambah hingga 35.000 dolar AS (Rp493 juta).
Baca Juga: Maroko Amankan Pasokan 65 Juta Dosis Vaksin Covid-19 dari China dan Inggris
Donasi pun diyakini masih berlanjut. Kepolisian sendiri saat ini tengah memeriksa sebuah rumah di Antioch.
Berdasarkan penelusuran FBI, rumah tersebut memiliki kaitan dengan van yang meledak.
Namun, hingga saat ini alasan dari peledakan tersebut masih belum diketahui. FBI sendiri hingga kini mendapat sekitar 500 informasi mengenai kejadian itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.