Presiden Brasil Jair Bolsonaro Kian Kontroversial, Sebut Vaksin Pfizer Bisa Buat Manusia Jadi Buaya

BRASILIA, KOMPAS.TV - Presiden Brasil, Jair Bolsonaro mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait vaksin Covid-19, yang dibuat Pfizer.

Presiden yang sempat positif Covid-19 tersebut mengungkapkan vaksin itu bisa membuat manusia berubah menjadi buaya

Bolsonaro memang cenderung meremahkan Covid-19. Sebelumnya, dia bahkan menyebut Covid-19, sebagai flu kecil.

Baca Juga: Daftar Negara Uni Eropa yang Larang Penerbangan dari Inggris Makin Panjang

Dia bahkan ikut berdemonstrasi agar tak ada daerah di negaranya yang memberlakukan lockdown.

Bolsonaro sendiri menegaskan pada pekan ini, dirinya tak akan divaksin.

Padahal, Pemerintah Brasil akan melakukan program vaksinasi masal di Brasil.

Baca Juga: Putra Salah Satu Orang Terkaya di Dunia Tewas Setelah Mobilnya Menabrak Toko

“Pada kontrak di Pfizer sudah jelas mengatakan tak bertanggung jawab atas efek samping. Jika Anda berubah jadi buaya itu masalah Anda,” ujarnya, Kamis (17/12/2020), dikutip dari Business Today.

Vaksin Pfizer telah melakoni uji coba di Brasil selama beberapa pekan terakhir.

Baca Juga: Kena Skandal Doping, Rusia Out 2 Tahun dari Dunia Olahraga

Bolsonaro sendiri tak hanya menuduh vaksin Pfizer bisa mengubah manusia menjadi buaya.

Dia pun menegaskan apa pun efek samping yang dihasilkan vaksin tersebut, tak akan ada yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi selanjutny.

“Jika Anda menjadi manusia super, jika wanita mulai tumbuh kumis atau membuat pria berbicara feminim, mereka tak akan melakukan apa pun,” tambahnya.

Baca Juga: Pengiriman Kedua Vaksin Covid-19 Didistribusikan ke Seluruh Amerika Serikat

Bolsonaro menegaskan vaksin Pfizer akan gratis, tetapi tidak wajib bagi semua warga negara untuk mendapatkannya.

Mahkamah Agung Brasil telah memutuskan bahwa vaksinasi Covid-19 adalah kewajiban, meski begitu tak ada paksaan untuk meminumnya.

Brasil merupakan salah satu negara yang terdampak masif Covid-19, dengan jumlah kasus positif mencapai 7,1 juta dengan 185.000 kematian.