MOSCOW, KOMPAS TV – Azerbaijan dan Armenia tukaran tawanan perang pada Senin (14/12/2020) sesuai kesepakatan damai antara dua negara bekas Uni Soviet yang mengakhiri perang memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh.
Otoritas Azerbaijan seperti dilaporkan Associated Press melaporkan, pertukaran tawanan perang secara penuh telah disetujui bersama Armenia, dan tawanan pertama yang dipulangkan tiba di Azerbaijan Senin.
Senin siang, Deputi Perdana Menteri Armenia Tigran Avinyan mengumumkan 44 tawanan sudah pulang dari Azerbaijan ke Armenia.
“Pada tahap ini, tawanan Armenia yang sudah dipastikan oleh Azerbaijan dan Palang Merah Internasional sudah kembali ke negaranya. Proses menemukan dan mengorganisir pengembalian rekan kita yang masih hilang dan mungkin masih ditawan, akan terus berlangsung,” tulis Avinyan di sosial media miliknya.
Baca Juga: Erdogan Dukung Azerbaijan dalam Konflik Nagorno-Karabakh, Ini Alasannya
Pertukaran tawanan itu difasilitasi pasukan perdamaian Rusia yang digelar di Nagorno-Karabakh berdasarkan perjanjian damai. Kementerian Pertahanan Rusia hari Senin kemarin mengatakan, 12 tawanan telah diserahkan kepada Azerbaijan dan 44 tawanan kepada Armenia.
Belum jelas berapa banyak lagi tawanan yang akan ditukar oleh kedua negara.
Nagorno-Karabakh berada di dalam wilayah Azerbaijan namun berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung pemerintah Armenia sejak perang separatis berakhir tahun 1994. Perang itu tidak hanya membuat Nagorno-Karabakh dibawah kendali Armenia, namun juga wilayah-wilayah sekitarnya.
Pertempuran skala besar meletus akhir September lalu da menewaskan 5,600 orang, menandai eskalasi terpanas dari konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade antara Azerbaijan dan Armenia.
Baca Juga: Sebanyak 2.783 Tentara Azerbaijan Tewas di Nagorno-Karabakh
Kesepakatan damai yang dimotori Rusia mulai berlaku 10 November yang menghentikan pertempuran dan mewajibkan Armenia menyerahkan kepada Azerbaijan kendali beberapa wilayah diluar perbatasan Nagorno-Karabakh.
Azerbaijan juga mengendalikan wilayah Nagorno-Karabakh yang direbut dalam peperangan kemarin, sepakat bertukar tawanan, tahanan, dan korban tewas akibat pertempuran.
Sesuai kesepakatan, 2,000 tentara Rusia digelar di Nagorno-Karabakh dengan mandate selama lima tahun.
Kesepakatan damai itu dirayakan di Azerbaijan dan dianggap sebagai kemenangan besar, dimana minggu lalu parade militer skala besar digelar di ibukota Baku.
Pada perayaan dan parade militer itu, presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hadir mewakili Turki yang selama ini memberi dukungan kuat Azerbaijan secara politik maupun militer, termasuk pada saat konflik dengan Armenia.
Di Armenia, kesepakatan itu menuai kemarahan dan unjuk rasa dimana ribuan orang turun ke jalan menuntut Perdana Menteri mundur akibat kegagalan menangani perang tersebut.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menekankan, kesepakatan itu menyakitkan namun sangat dibutuhkan untuk mencegah Azerbaijan menyapu seluruh wilayah Nagorno-Karabakh. Hari Senin kemarin, Pashinyan mengumumkan hari berkabung nasional selama tiga hari untuk menghormati korban peperangan.
Ribuan orang berunjuk rasa di ibukota Armenia, Yerevan, pada hari Senin dan meneriakkan “Nikol, enyahlah!” dan “Armenia tanpa Nikol!”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.