WASHINGTON, KOMPAS.TV – Vaksinasi massal terbesar dalam sejarah Amerika Serikat (AS) dimulai pada Senin (14/12/2020). Para pekerja kesehatan pun menyingsingkan lengan baju untuk mendapatkan suntikan yang akan melindungi mereka dari virus corona. Optimisme mulai menyelimuti masyarakat AS, bahkan ketika jumlah kematian akibat Covid-19 disana, mendekati angka 300.000 jiwa.
“Saya merasa penuh harapan hari ini. Lega! Saya merasa kesembuhan akan datang,” ujar perawat Sandra Lindsay setelah mendapat suntikan di lengannya, di Long Island Jewish Medical Center di New York.
Dengan hitungan mundur “3-2-1” dan disambut dengan tepuk tangan, para pekerja di Pusat Medis Wexner Universitas Negeri Ohio memberikan suntikan pertama vaksin Covid-19.
Baca Juga: Singapura Setujui Penggunaan Vaksin Pfizer Untuk Atasi Pandemi Covid-19
Dari pinggiran kota New Orleans, seorang apoteker di unit perawatan intensif Ochsner Medical Center, Steven Lee, mengungkapkan kegembiraan saat akhirnya dia mendapatkan vaksinasi Covid-19. "Kami akhirnya dapat mencegah penyakit, bukan hanya mengobatinya," ujarnya.
Rumah sakit lain di seluruh AS, dari Rhode Island hingga Texas, akhirnya mendistribusikan botol-botol kecil berisi vaksin beku yang sangat berharga, dibuat oleh Pfizer Inc. dan BioNTech. Dengan pengiriman bertahap yang diatur sepanjang hari mulai Minggu (13/12/2020).
Vaksin dikemas dalam es kering agar tetap pada suhu yang sangat beku. Hari minggu lalu merupakan pengiriman pertama dari hampir 3 juta dosis yang dikirimkan. Selanjutnya akan lebih banyak vaksin Pfizer-BioNTech akan tiba setiap minggu. Dan akhir minggu ini, Food and Drugs Association (FDA) akan memutuskan apakah akan memberi lampu hijau pada vaksin Covid-19 yang dipelajari secara ketat kedua di dunia, yang dibuat oleh Moderna Inc.
Meskipun AS menggunakan kedua vaksin untuk memvaksinasi 20 juta orang pada akhir bulan, namun diperkirakan, jumlah ini tidak akan mencukupi untuk mengejar target penyuntikan hingga musim semi. Petugas kesehatan dan penghuni panti jompo akan menjadi kelompok pertama yang mendapatkan vaksin Covid-19 di AS.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Mulai Didistribusikan ke Seluruh Amerika Serikat
Vaksin yang mulai digunakan di AS, menumbuhkan harapan setelah masyarakat terbenam dalam kesedihan dan kelelahan selama berbulan-bulan untuk memerangi virus corona, yang hingga saat ini masih melonjak di AS dan seluruh dunia.
“Ini seperti lari maraton, orang-orang sudah lelah. Namun kami juga menyadari bahwa akhir sudah di depan mata, ”kata Dr. Chris Dale dari Swedish Health Services di Seattle.
“Ini adalah cahaya di ujung terowongan. Tapi terowongan ini masih panjang," kata Gubernur New York Andrew Cuomo.
Tantangan yang dihadapi AS saat ini adalah untuk segera memberikan vaksin kepada jutaan orang, tidak hanya dokter dan perawat, tapi juga kelompok beresiko lainnya seperti petugas kebersihan dan pembuat makanan untuk rumah sakit. Kemudian setelah memberikan dosis pertama, tiga minggu kemudian, mereka masih harus memberikan vaksin dosis kedua.
“Kami berada di tengah lonjakan virus corona, dan saat ini merupakan libur akhir tahun. Petugas kesehatan kami telah bekerja dengan kecepatan yang luar biasa untuk menghadapi tantangan-tantangan ini,” kata Sue Mashni, kepala petugas farmasi di Sistem Kesehatan Mount Sinai di New York City.
Vaksin ini dapat menyebabkan demam, kelelahan dan rasa nyeri sementara untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Hal ini membuat rumah sakit harus bersiap jika karyawannya mengalami kondisi tersebut setelah vaksinasi.
Meskipun vaksin ini telah menyelesaikan uji coba yang melibatkan hampir 44.000 orang, namun masih ada pertanyaan tambahan yang tersisa. Misalnya belum diketahui, apakah vaksin ini dapat menghentikan penyebaran virus pada orang-orang tanpa gejala. Padahal orang tanpa gejala merupakan penyumbang setengah dari keseluruhan jumlah kasus Covid-19.
Vaksin ini juga masih dalam tahap dipelajari, untuk penggunaan pada anak-anak dan ibu hamil. Namun American College of Obstetricians and Gynecologists pada Minggu (13/12/2020) menyatakan, bahwa vaksin tidak boleh ditahan untuk diberikan pada wanita hamil yang dinyatakan memenuhi syarat.
Baca Juga: Donald Trump dan Pejabat Senior Pemerintah AS Akan Menjadi yang Pertama Menerima Vaksin Covid-19
Selain itu, regulator di Inggris sedang menyelidiki beberapa reaksi alergi yang parah. FDA menginstruksikan penyedia untuk tidak memberikan vaksin kepada mereka yang diketahui memiliki riwayat reaksi alergi parah terhadap salah satu bahan pembuat vaksin.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.