PYONGYANG, KOMPAS.TV - Sebuah fakta mengejutkan mengenai masa remaja pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un terungkap.
Sosok yang dikenal sebagai diktator berbahaya ini ternyata takut terhadap perempuan di masa mudanya.
Hal itu diungkapkan seorang penulis yang membuat buku tentang pemimpin generasi ketiga Korea Utara itu, Anna Fifield.
Baca Juga: Akibat Perseteruan Bersejarah, Serbia dan Montenegro Saling Usir Duta Besar
Fifield merupakan penulis dari buku The Great Succesor: The Secret Rise and Rule of Kim Jong-un.
Dalam buku itu, Fifield berhasil menemui sumber yang dikenal sebagai teman Kim Jong-un ketika masih bersekolah di Swiss.
“Ketika remaja lain kerap melewati batas, Kim Jong-un bukan sosok yang gemar berpesta atau belajar menjadi playboy. Dia tidak pergi kemping, pesta atau berdisko serta tak menyentuh alkohol” tulis Fifield pada bukunya seperti dikutip dari Express.
Baca Juga: Kekuasaan Kim Jong-Un Rupanya Terancam oleh Gerakan Revolusi Bawah Tanah
“Seperti diungkapkan mantan teman sekelasnya, Kim Jong-un menghindari hubungan dengan perempuan. Sang mantan teman sekelas yang juga wanita juga tak pernah berbicara dengannya,” tambahnya.
Fifield pun menambahkan menurut teman sekelasnya itu, Kim Jong-un merupakan sosok pendiam dan tak pernah membicarakan kehidupan pribadinya.
Kim Jong-un juga diyakini menerima pendidikan dengan sudut pandang yang jauh berbeda di Swiss dibandingkan ketika di Korea Utara.
Baca Juga: Kelompok Militan Boko Haram Lakukan Pembantaian, 43 Petani Dibunuh
“Yang Kim Jong-un pelajari (di Swiss) termasuk Hak Asasi Manusia, Hak Perempuan serta pembangunan demokrasi,” tulisnya.
“Para murid belajar mengenai Martin Luther King, Nelson Mandela dan Mahatma Gandhi. Ada penekanan kuat pada keanekaragaman budaya, kelompok, agama, etnis dan grup sosial, hak-hak manusia dan berdiri dalam solidaritas pada yang tak beruntung,” ujarnya.
Namun, Fifield kemudian menyayangkan apa yang dipelajari Kim Jong-un di Swiss tak dilakukannya saat memimpin Korea Utara.
Baca Juga: Kim Jong-Un Perintahkan Eksekusi Mati Dua Orang, Ini Alasannya
Tetapi, dia mengungkapkan ada beberapa alasan yang akhirnya membuat puta dari Kim Jong-il itu tak menerapkan di negaranya.
“Tetapi bagi Kim hal ini tak mengejutkan seperti kedengarannya, karena dia bertemu sangat sedikit orang Korea Utara bahkan hampir tidak ada, di luar situasi yang dirancang agar para warga tersenyum berseri-seri saat bertemu dengannya,” kata Fifield.
“Dia bisa saja mengatakan pada dirinya sendiri bahwa rakyatnya tak membutuhkan semua cita-cita yang bagus, karena mereka jelas sangat bahagia di bawah kepemimpinan ayahnya. Bagaimana pun, Kim Jong-un tak lama bersekolah di sana,” lanjutnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.