RAMALLAH, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Palestina, Mohammed Shtayyeh merasakan sinyal ancaman atas kedatangan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo ke pemukiman ilegal Israel.
Seperti diungkapkan Al-Jazeera, Shtayyeh merasa kedatangan Pompeo pada pekan depan akan menjadi preseden berbahaya.
Pompeo bakal menjadi Menter Luar Negeri AS pertama yang akan mengunjungi salah satu pemukiman tersebut.
Baca Juga: Keponakan Donald Trump Yakin Pamannya Tak Akan Mencalonkan Diri Lagi pada 2024, Ini Sebabnya
Padahal komunitas intenasional menganggap pemukiman tersebut illegal.
Menurut Shtayyeh, kedatangan Pompeo akan melegitimasi pemukiman ilegal itu, serta menjadi bahaya besar dengan melanggar hukum internasional.
Pompeo dijadwalkan bakal tiba di Israel pada Rabu (18/11/2020) dan akan bertemu dengan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu.
Baca Juga: Jerman Dakwa 12 Ekstrimis Sayap Kanan yang Ingin Serang Umat Islam
Perjalanan tersebut menjadi gambaran dari kebijakan pemerintahan Donald Trump terkait Israel.
Kedatangan Pompeo, tepat setahun sebelum dia mengatakan AS menganggap pemukiman Yahudi di wilayah pendudukan Palestina sebagai sesuatu yang illegal.
Baca Juga: Bersuara Pertama Kali Seusai Kalah, Trump Tak Bicarakan Hasil Pemilihan Presiden AS
Hal itu bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB. Pompeo juga dijadwalkan bakal mengunjungi pabrik anggur Psagot di Tepi Barat.
Media Israel melaporkan, pabrik anggur tersebut telah menyiapkan label anggur dengan nama Pompeo sebagai penghargaan atas kedatangannya.
Anehnya, kedatangan Pompeo itu hanya dua bulan sebelum persemian Joe Biden sebagai Presiden AS.
Baca Juga: Telepon Iseng Laporkan Penyanderaan, Karyawan Kantor Pengembang Game Ubisoft Dievakuasi Polisi
Padahal, Biden merupakan salah satu sosok yang mengkritik pemukiman illegal tersebut.
Menurut Diplomat veteran AS di Timur Tengah, Aaron David Miller, kedtatangan Pompeo bukan terkait politik Trump ata Netanyahu.
Di akun Twitternya, Miller mengungkapkan kedatangannya ke Israel adalah terkait Pompeo dan (pemilihan presiden) 2024.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.