MOSKOW. KOMPAS.TV - Pemerintah Rusia menegaskan Presiden Vladimir Putin tak akan izinkan majalah yang terbitkan karikatur Nabi Muhammad seperti Charlie Hebdo ada di negara itu.
Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Kremdin, Dmitry Peskov, Kamis (29/10/2020).
Peskov mengeluarkan pernyataan tersebut setelah terjadinya peristiwa penusukan dan pemenggalan di Nice, Prancis, yang menewaskan tiga orang.
Baca Juga: Calon Anaknya Mirip Donald Trump, Pasangan Ini Ketakutan
Menurut Peskov, Rusia sangat menjunjung tinggi rasa hormat kepada setiap pemilik kepercayaan sehingga majalah seperti Charlie Hebdo tak akan pernah diizinkan ada
“Tidak mungkin bisa. Semua kepercayaan hidup dengan rasa hormat satu sama lain,” katanya dikutip The Moskow Times.
“Itu sebabnya publikasi seperti itu mustahil ada di sini, termasuk jika melihat hukum yang kami miliki,” katanya.
Baca Juga: Mengharukan, Ini Pesan Terakhir Korban Penusukan dan Pemenggalan di Nice
Sebelumnya di luar kota Paris, seorang guru bernama Samuel Paty dipenggal karena mendiskusikan dan memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad.
Pelakunya sendiri adalah seorang warga Chechnya kelahiran Moskow, yang bernama Abdullakh Azronov.
Pelaku yang berusia 18 tahun itu ditembak oleh polisi tak lama setelah melakukan pemenggalan tersebut.
Baca Juga: Dipaksa Lakukan Pembatasan Sosial saat Kampanye, Donald Trump Kesal
Namun, Presiden Prancis, Emmanuel Macron menegaskan tak akan melarang penerbitan karikatur Nabi Muhammad.
Menurutnya, hal itu adalah bagian dari kebebasan berekspresi yang dianut oleh Prancis.
Rusia sendiri merupakan negara yang dihuni sekitar 20 juta jiwa umat Muslim.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.