KOMPAS.TV - Masalah warga negara Jepang yang diculik pihak intelijen Korea Utara (Korut) antara akhir tahun 1970-an hingga awal tahun 1980-an masih menjadi ganjalan bagi hubungan kedua negara.
Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga berjanji terus berusaha menyelamatkan korban penculikan di Korut.
Dalam sebuah wawancara, Hasuike Kaoru, salah seorang korban penculikan yang menghabiskan lebih dari dua dekade di Korut setelah diculik, meminta agar pemerintah Jepang berhati-hati menganalisis keadaan di sekitar Pyongyang dan terlibat dalam negosiasi strategis dengan Korut.
Baca Juga: Kim Jong Un Pamer Rudal dan Senjata Baru di Parade Militer Korea Utara
Hasuike dan istrinya, diculik agen Korut dari Prefektur Niigata di pantai Laut Jepang pada tahun 1978. Hasuike bersama tiga korban penculikan lainnya, dipulangkan pada 15 Oktober 2002.
Seiring berjalannya waktu, ia menjadi semakin marah dan kecewa dengan kondisi para korban penculikan yang masih belum bisa kembali.
"Mereka pasti merasa terpojok karena mereka menderita masa depan yang tak terduga dan penderitaan yang tak tertahankan", ujar Hasuike Kaoru dalam sebuah wawancara, seperti dikutip dari NHK, Jumat (16/10/2020).
Lebih lanjut Hasuike mengatakan Jepang perlu mengubah taktik agar korban penculikan intelijen Korut dapat kembali.
Baca Juga: Korea Utara Beri Peringatan pada Korsel, Ada Apa?
Termasuk diantaranya pengumpulan informasi dan melakukan analisis tentang dampak pandemi virus corona dan kekurangan pangan akibat bencana alam di Korut.
"Penting bagi Jepang untuk menyampaikan ke Pyongyang secara bertahap yang bisa diperolehnya dengan menyelesaikan masalah penculikan", kata Hasuike Kaoru.
Hasuike juga meminta pemerintah Jepang membuat pendekatan strategis dengan Korut, yang memungkinkan kedua belah pihak bertukar pandangan dengan sepenuh hati.
Minta bantuan Indonesia
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.