ISLAMABAD, KOMPAS.TV - Unjuk rasa besar-besaran terjadi di Pakistan karena penayangan ulang kartun Nabi Muhammad oleh majalah Prancis, Charlie Hebdo.
Unjuk rasa terjadi di Rawalpindi, Pakistan sejak Kamis (3/9/2020) hingga Jumat (4/9/2020) waktu setempat.
Unjuk rasa tersebut bahkan berlanjut hingga ke wilayah Lahore dan Ibu Kota Pakistan, Islamabad.
Baca Juga: Nekat, Wanita Ini Buka Pintu Darurat di Pesawat karena Kegerahan
Seperti dikutip dari RT, para pengunjuk rasa membakar bendera Prancis. Mereka bahkan berteriak, “berhenti mengonggong, anjing Prancis," dengan penuh kemarahan.
Presiden Prancis, Emmanuele Macron memang terkesan melindungi tindakan Charlie Hebdo, yang menurutnya bagian dari kebebasan yang diagungkan Prancis.
Keputusan Charlie Hebdo untuk kembali menayangkan kartu Nabi Muhammad memang mendapatkan tentangan keras dari sejumlah negara Islam.
Baca Juga: Pentagon Sebut Indonesia Bakal Jadi Basis Militer China, Ini Jawaban Menlu Retno Marsudi
Kementerian Luar Negeri Pakistan bahkan mengutuk keras keinginan dari Charlie Hebdo.
“Tindakan yang sengaja untuk menyinggung sentiment miliaran Muslim tidak dapat dibenarkan sebagai pelaksanaan kebebasan pers atau kebebasan berekspresi,” bunyi pernyataan itu.
“Tindakan itu merusak aspirasi global untuk hidup berdampingan secara damai, serta kerukunan sosial dan antaragama,” lanjutnya.
Baca Juga: Tanggapi Normalisasi UEA-Israel, Presiden Palestina Ingin Hamas dan Fatah Berdamai
Charlie Hebdo tampaknya enggan belajar dari insiden berdarah yang terjadi kala mereka pertama kali memasang kartun Nabi Muhammad pada 2015 lalu.
Kala itu, dua bersaudara Said dan Cherif Kouachi menembaki kantor Charlie Hebdo di Paris.
Sebanyak 12 orang meninggal karena penembakan tersebut. Saat pemeriksaan mereka mengaku marah dengan tindakan majalan tersebut yang memasang kartun Nabi Muhammad.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.