MINSK, KOMPASTV - Pemerintah Belarusia semakin represif menanggapi unjuk rasa yang menolak terpilihnya kembali Alexander Lukashenko sebagai presiden.
Pihak kepolisian Belarusia kini menangkap dua tokoh opsisi, Olga Kovalka dan Sergei Dylevsky.
Seperti dikutip dari BBC, keduanya ditangkap di luar Pabrik Traktor Minsk, yang para pekerjanya terlibat unjuk rasa Anti-Lukashenko.
Baca Juga: Lukashenko Sebut Pasukan Asing Kepung Belarusia, NATO Membantah
Keduanya merupakan coordinator dari dewan yang dibuat oleh pemimpin oposisi, Svetlana Tikhanovskaya.
Saat ini, Tikhanovskaya tengah melarikan diri ke Lithuania, negara yang hubungan diplomatiknya dengan Belarusia tengah membara.
Para pengujuk rasa Anti-Lukashenko saat ini sudah memenuhi Ibu Kota Belarusia, Minsk.
Baca Juga: Kejam, Polisi Tembak Pria Kulit Hitam Tak Bersenjata di Depan Anaknya
Lebih dari 100.000 orang dikabarkan ikut melakukan demonstrasi besar-besaran yang meminta Lukashenko untuk lengser dari jabatannya.
Masyarakat Belarusia dikabarkan kesal dengan usaha sang pemimpin untuk mempertahankan kekuasaan yang sudah dimiliknya sejak 26 tahun lalu.
Pada pemilu yang dilakukan di awal bulan ini, Lukashenko kembali terpilih sebagai pemimpin Belarusia untuk keenam kalinya.
Baca Juga: Enggan Ikuti UEA, Maroko dan Arab Saudi Tolak Normalisasi Hubungan dengan Israel
Lukashenko dikabarkan terpilih dengan perolehan suara sebanyak 80 persen. Tetapi, pemilihan umum (pemilu) tersebut diyakini penuh dengan intrik dan tak adil.
Akibatnya, masyarakat Belarusia melakukan protes dan menggelar unjuk rasa menolak kembali terpilihnya Lukashenko.
Sejumlah kebijakan pemimpin negara berusia 66 tahun tersebut, termasuk penanganan Covid-19 tak memuaskan rakyatnya.
Baca Juga: Tolak Hasil Pemilu Belarusia yang Menangkan Lukashenko, Uni Eropa Siapkan Sanksi
Bahkan Lukashenko mulai ditinggalkan oleh sekutunya. Parlemen Uni Eropa (UE) menegaskan tak mengakui dirinya sebagai presiden Belarusia.
Lukashenko pun menanggapi apa yang menimpa dirinya tersebut dengan keras. Dia menuduh NATO telah menyiapkan pasukan di perbatasan Belarusia untuk merebut kekasaan dari tangannya.
Sementara itu, Kejaksaan Negeri Belarusia melancarkan investigasi kepada 35 anggota dewan koordinasi, dengan tuduhan ingin mengambil alih kekuasaan dari sosok yang disebut sebagai diktator terakhir di Eropa Timur.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.