YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Ada sejumlah kesalahan yang tak jarang dilakukan saat melakukan pengecatan tembok rumah, termasuk persentase pencampuran dan kelembaban permukaan.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan dalam pengecatan tembok, hal utama yang harus diperhatikan adalah kesiapan media atau permukaan tembok itu.
Sebab, 90 persen pengecatan bermasalah berawal dari media yang belum siap.
“Cara mengecat yang benar, media harus sudah siap. Biasanya pengecatan bermaasalah 90 persen dari media yang belum siap,” kata Ananto Prasetio, Area Sales Coordinator Jawa Tengah dan DIY PT Jotun Indonesia, di Yogyakarta, Rabu (28/9/2022).
“Misalnya kalau tembok masih basah, atau kandungan garamnya masih tinggi. Tentunya kalau dipaksa untuk dicat, akan bermasalah.”
Menurutnya, permukaan tembok siap untuk dicat setelah 30 hari seusai pengacian, tapi ada faktor lain yang memungkinkan lebih dari itu, contohnya kelembaban udara di dataran tinggi.
“Kalau lembab, catnya akan berubah warna, kayak ngompol-ngompol, misalnya warna aslinya pink, tapi di beberapa tempat jadi merah.”
Kesalahan lain yang sering terjadi, lanjut dia, ada pada proses pencampuran cat dengan air. Seharusnya penambahan air hanya lima persen dari volume cat.
Tapi, tak jarang ada yang mencampur lebih dari itu, dengan harapan semakin ditambah air maka semakin irit.
“Kenyataannya tidak. Justru daya tutupnya berkurang sehingga harus mengecat beberapa kali.”
“Bahkan malah ongkosnya tukang menjadi semakin banyak, karena harus mengecat berulang kali,” tuturnya.
Baca Juga: Ini Tips Membeli Saham dari Dosen Unair, Waspadai Pengaruh Influencer
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.