JAKARTA, KOMPAS.TV – Musim hujan menjadi salah satu momen yang tepat bagi cacing-cacing tanah dari tempat persembunyiannya.
Sebagian dari kita mungkin kerap menjumpai kaum cacing keluar setelah hujan turun. Mereka akan menggeliat di lantai kamar mandi atau di selokan yang lembab.
Hal remeh ini mungkin menjadi pertanyaan, mengapa cacing keluar setelah hujan?
Ternyata para ilmuwan telah memberikan hipotesis mereka terkait cacing. Selama bertahun-tahun manusia berpikir bahwa satu-satunya alasan cacing tanah muncul ke permukaan adalah takut tenggelam karena liang mereka berisi air.
Baca Juga: Ampuh! Cuma Pakai Bahan Ini Bisa Basmi Cacing di Kamar Mandi
Dosen Pengelolaan Limbah dan Lingkungan Universitas Cetral Lancashire di Inggris, Chris Lowe, menjelaskan pemikiran lain mengapa cacing muncul setelah hujan.
“Ini tidak benar karena cacing tanah bernapas melalui kulit mereka dan sebenarnya membutuhkan kelembaban di dalam tanah,” kata Lowe, melansir Scientific American, Rabu (17/11/2021).
Cacing tidak dapat tenggelam seperti manusia, mereka bahkan mampu bertahan selama beberapa hari di dalam air.
Para ahli tanah kemudian berpikir bahwa cacing keluar saat hujan mungkin untuk tujuan migrasi karena pergerakan mereka lebih leluasa saat kondisi berair.
“Ini memberi mereka kesempatan untuk bergerak lebih jauh melintasi permukaan tanah daripada yang bisa mereka lakukan melalui tanah. Mereka tidak bisa melakukan migrasi saat tanah kering karena mereka butuh kelembaban,” kata Chris Lowe.
Selain tujuan migrasi, beberapa spesien tertentu dari cacing muncul ke permukaan untuk kawin.
Baca Juga: Mengenal Gen Kanker Payudara dan Waktu Tepat Periksakan Diri
Penelitian terus dilakukan hingga memunculkan penjelasan lain. Getaran yang ditimbulkan tetesan hujan di permukaan tanah disebut mirip dengan getaran predator.
Muncul ke permukaan merupakan salah satu upaya bertahan hidup cacing dari serangan predator mereka.
“Hujan dapat menimbulkan getaran di atas tanah seperti getaran tikus tanah,” kata Josep Gorres, profesor di Departemen Tanaman dan Ilmu Tanah, Universitas Vermont.
Sumber : Kompas TV/Scientific American
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.