JAKARTA, KOMPAS.TV - Peringati Hari Anak Nasional (HAN) 2021, Konsultan Tumbuh Kembang Anak, Soedjatmiko, menerangkan pentingnya stimulasi atau dorongan kepada anak baik dalam hal nutrisi maupun lingkungan tumbuh-kembang anak.
Kata Soedjatmiko, nutrisi bertujuan membentuk struktur organ tubuh. Meski demikian, anak juga harus mendapat stimulasi lain.
Soedjatmiko mencontohkan perilaku bermain anak dan dipuji dengan kasih sayang, "karena stimulasi adalah software untuk mengaktifkan otak," katanya dilansir dari kemenpppa.go.id, Jumat (23/7/2021).
Lebih lanjut, dalam hal menyiapkan generasi emas Indonesi 2045, kata Soedjatmiko, anak-anak pun harus dilindungi atau diproteksi dari berbagai hal, seperti Covid-19, kekerasan, dan penelantaran.
"Oleh karena itu, apabila anak mendapatkan nutrisi yang baik, stimulasi yang bagus, perlindungan yang bagus, dan seluruhnya dievaluasi, maka akan membentuk anak yang sehat, kuat, cerdas, ceria, kreatif, inovatif, mandiri, dan berperilaku baik,” terang Soedjatmiko.
Baca Juga: Hari Anak Nasional 23 Juli, Menteri PPA Ajak Masyarakat Penuhi Hak Anak di Masa Pandemi
Senada dengan Soedjatmiko, Ratih Ibrahim, pakar Pengasuhan dan Perkembangan Anak, mengatakn bahwa ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menunjukkan apresiasi atas perkembangan anak, yaitu physical touch, words of affirmation, quality time, receiving gifts, dan acts of service. Ini adalah rasa yang bisa timbal balik antara orangtua dan anak.
"Kalau hal itu bisa dilakukan di rumah dalam kondisi seperti sekarang, kita betul-betul saling menguatkan satu sama lain, semua orang di rumah bertumbuh dan menjadi bahagia, sehingga imunitasnya naik," terang Ratih.
"Jadi, kita secara tidak langsung membantu memproteksi keluarga kita, selain dengan vaksinasi dan pola hidup sehat,” tambah Ratih.
Pada kesempatan sama, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bersama Nestle Dancow Nutritods meluncurkan Buku Saku Bunda Bangga.
Buku saku tersebut menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak Indonesia melalui peran ibu.
“Kampanye Bunda Bangga bisa menjadi acuan para ibu di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kapasitasnya. Hal ini sesuai dengan UU Perlindungan Anak yang menyebutkan para orangtua wajib dan tanggung jawab untuk mengasuh, memelihara, mendidik, melindungi, serta menumbuhkembangkan bakat dan minat anak, mencegah perkawinan pada usia anak, serta menumbuhkan budi pekerti yang baik pada anak," ujar Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pengasuhan dan Lingkungan Kemen PPPA, Rohika Kurniadi Sari.
Kata Rohika, Buku Saku Bunda Bangga menjadi penting untuk mempercepat Indonesia Layak Anak 2030 dan mewujudkan generasi emas 2045.
Peluncuran buku saku itu, tambah Rohika, sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia kepada Kemen PPPA, yaitu peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan dan pengasuhan anak.
“Peran keluarga sangat besar sebagai sekolah pertama dan utama. Ketahanan bangsa dimulai dari ketahanan keluarga, sehingga kualitas keluarga merupakan hal yang penting,” imbuhnya.
Kampanye Bunda Bangga mencegah kerentanan pengasuhan. Mengingat, kata Rohika, hulu pada pengasuhan ditentukan dari kapasitas orang tua dalam mengasuh anak.
Kalau pengasuhannya buruk, lanjut dia, kehidupan dan tumbuh kembang anak menjadi tidak berkualitas. "Dampaknya, ada anak korban kekerasan, anak tidak terpenuhi gizinya dengan baik, hingga anak tidak mendapatkan hak pendidikan dengan wajib belajar 12 tahun,” pungkas Rohika.
Untuk lebih jelasnya, Anda sebagai orang tua atau calon orang tua bisa mengunduh Buku Saku Bunda Bangga di https://www.dancow.co.id/dpc/bukusakubundabangga.
Baca Juga: 5 Hal Asyik Dilakukan di Rumah untuk Memperingati Hari Anak Nasional Saat Pandemi Covid-19
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.