NEW YORK, KOMPAS.TV - Di tengah pandemi corona, penggunaan hand sanitizer kini menjadi kebutuhan yang sangat penting terlebih ketika seseorang hendak keluar rumah.
Mengutip FDA.gov, Badan Makanan dan Obat (FDA) Amerika Serikat telah memperluas penarikan puluhan merek hand sanitizer karena mengandung metanol.
Metanol merupakan zat beracun yang dapat mengancam tubuh ketika diserap melalui kulit, dapat menyebabkan kebutaan, bahkan kematian jika tertelan.
Sejak berlangsungnya pandemi Covid-19, para pejabat kesehatan mendesak warga untuk mencuci tangan selama 20 detik atau menggunakan hand sanitizer demi melindungi diri dari paparan virus corona.
Permintaan hand sanitizer pun melonjak hingga terjadi kelangkaan. Merek-merek baru yang meragukan kemudian bermunculan dengan memanfaatkan situasi itu.
"Sayangnya, ada beberapa perusahaan mengambil keuntungan dari meningkatnya penggunaan pembersih tangan selama pandemi virus corona," kata Komisaris FDA Dr Stephen Hahn.
"Perusahaan itu menempatkan nyawa dalam risiko dengan menjual produk dengan bahan berbahaya dan tidak dapat diterima, konsumen dan penyedia layanan kesehatan tidak boleh menggunakan pembersih tangan yang mengandung metanol," lanjut dia.
Konsumen yang telah terpapar produk itu harus segera mencari pengobatan untuk menghilangkan efek toksik metanol. Paparan metanol substansial dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, penglihatan kabur, kebutaan permanen, kejang, koma, dan kerusakan permanen pada sistem saraf atau kematian.
Mantan Komisaris FDA sekaligus Presiden Pusat Obat-obatan untuk Kepentingan Umum, Peter Pitts mengatakan, menjual produk hand sanitizer ini seperti menjual obat ilegal.
"Ketika Anda berada di sebuah perusahaan besar atau perusahaan kecil dan Anda membeli produk dalam jumlah besar, Anda ingin memahami asal dari produk itu, apakah produk tersebut telah disetujui atau tidak dalam kondisi baik. Jelas itu diabaikan begitu saja," kata dia.
FDA pertama kali memperingatkan tentang adanya 9 produk hand sanitizer yang mengandung metanol buatan Meksiko pada Juni 2020.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.