Kompas TV entertainment selebriti

Lagu Bapak Yang Bikin Almarhum Didi Kempot Ambyar

Kompas.tv - 8 Mei 2020, 15:13 WIB
lagu-bapak-yang-bikin-almarhum-didi-kempot-ambyar
Mbah Ranto Edi Gudel, Petruk dari Sriwedari Solo (Sumber: Istimewa)
Penulis : Alexander Wibisono

Begitu banyak lagu patah hati yang diciptakan maestro campursari Didi Kempot di sepanjang karirnya. Tercatat sekitar 800 lagu tercipta sejak tahun 1989.

Sampai-sampai, Didi Kempot pun diberi julukan Godfather of Broken Heart atau Bapak Patah Hati Nasional oleh para penggemarnya, para sobat ambyar.

Namun, dari ratusan lagu ciptaannya, ada satu lagu yang membuat "ambyar" Didi Kempot, yakni lagu “Bapak”.


Rambut wis ra ireng
Wis malih rupane
Ireng dadi putih saikine
Dino tambah dino
Umur tambah tuo
Nanging koyo koyo ora diroso

Ngadeg dadi cagak
Nyonggo piringe anak
Mempeng kerjo ora mikir rogo
Paribasan umur
Wis akeh cacahe
Nganti bingung anggonku ngitunge

Reff;
Bapak... bapak... tekadmu kuwi tak puji
Bapak... bapak... kowe koyo senopati
Bapak... bapak... panasmu ngungkuli geni
Bapak... bapak... keno angin soyo ndadi

Senajan uwis tuwo nekat mempeng kerjo
Nyambut gawe kanggo nguripi kluargo
"...bapak... senajan umurmu wis tuwo

Nanging tekadmu iso dadi tulodho,
Aku anakmu mung biso memuji
Mugo mugo bapak tansah pinaringan bagas waras
Saking gusti ingkang moho kuwoso
Kulo, Pak anak sampean...

Ayah Didi Kempot, Mbah Ranto Edi Gudel dan seniman Yati Pesek (Sumber: Istimewa)

Lagu ini diciptakan atas permintaan sang Ayah, Suharanto, pelawak dan seniman tradisional asal Solo.

Suharanto, atau lebih tenar dengan nama Mbah Ranto Edi Gudel lahir pada tahun 1937, di Solo. Ia menjalani sebagian besar kariernya sebagai pelawak dalam drama ketoprak. 

Pada tahun 1995, Mbah Ranto menciptakan lagu pop Jawa bertajuk “Anoman Obong”. 

Lagu itu berkisah tentang pewayangan Ramayana dengan tokoh utama Anoman. Segera setelah dirilis, lagu itu meledak di pasaran. Bahkan, karena sukses, sang produser merekamnya dalam 10 versi yang berbeda, mulai dari campusari hingga disco house

Mbah Ranto meninggal dunia 8 Desember 2002, di usia 66 tahun karena menderita komplikasi penyakit jantung, paru-paru, hipertensi dan liver.

“Bapak bagi saya seperti cagak atau tiang”, cerita Didi dalam sebuah perbincangan dengan KompasTV. “Terus bekerja untuk menghidupi keluarga, meski usia sudah tua”, tambah almarhum.

Sebelum masuk ruang gawat darurat Rumah Sakit Dr. Oen, Solo, Mbah Ranto masih sempat merampungkan syuting rekaman acara paket lebaran untuk stasiun TV7.
 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x