Kompas TV entertainment seni budaya

Baparekraf Gelar Pameran Hasil Lokakarya Peserta BEDIL di Bentara Budaya 12-17 September 202

Kompas.tv - 13 September 2024, 14:45 WIB
baparekraf-gelar-pameran-hasil-lokakarya-peserta-bedil-di-bentara-budaya-12-17-september-202
Pameran hasil lokakarya peserta Baparekraf Digital Innovation Lab (BEDIL) bertajuk Kotabaru, Cerita Baru (Sumber: Istimewa)
Penulis : Dian Nita | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) menyelenggarakan pameran hasil lokakarya peserta Baparekraf Digital Innovation Lab (BEDIL) di Bentara Budaya Jakarta pada 12-17 September 2024.

Kegiatan ini sebagai kelanjutan dari program inkubasi bagi para ilustrator dalam mengadaptasi perkembangan teknologi digital NFT, blockchain, dan WEB3.

Pameran ini diharapkan semakin mendorong para seniman untuk mengembangkan kreativitas dengan memanfaatkan teknologi digital.

Menampilkan 50 karya ilustrasi terpilih hasil rangkaian kelas ilustrasi dan pengenalan NFT (Non Fungible Token), kurasi ditangani oleh Beng Rahadian (ilustrator dan Dosen Institut Kesenian Jakarta) dan Wawan Abk (jurnalis harian Kompas dan kurator Bentara Budaya).

Mengangkat tajuk “Kotabaru, Cerita Baru”, pergelaran ini dibuka oleh Muhammad Neil El Himam, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kemenparekraf RI, Kamis (12/9/2024) sore.

Beng Rahadian, Kurator Pameran, menyampaikan pameran ini membagi dua jenis ilustrasi hasil inkubasi, yakni karya bebas dan karya hasil workshop sketsa urban di Bentara Budaya Yogyakarta.

Karya bebas adalah karya ekspresif yang memang ditujukan untuk pasar global NFT, yang tidak berbatas pada gaya, genre atau maksud karya.

Jenis karya kedua adalah karya hasil dari workshop di Yogya, khususnya kawasan Kotabaru, yang telah ditetapkan sebagai kawasan heritage karena faktor kesejarahannya.

“Di luar itu, mengangkat kawasan Kotabaru sebagai dasar dalam berkarya adalah strategi dalam kebudayaan untuk memasarkan Kotabaru di masa depan, di mana lanskap kota ditampilkan dalam bentuk yang casual, ia tidak hadir sebagai bentuk hard selling promosi kepariwisataan, namun lebur dalam seni-seni visual yang unik, hal ini dapat menjadikan Kotabaru sebagai spot yang sepertinya telah lazim menjadi obyek gambar, sehingga lambat laun akan menjadi ikonik dengan sendirinya,” ungkap Beng Rahadian, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.tv.

Menurut Wawan Abk, karya-karya ilustrasi para peserta BEDIL dapat merekam Kotabaru (Nieuwe Wijk), Yogyakarta, secara unik.

Selain membangkitkan memori dan rindu tentang Kotabaru, karya-karya para perupa juga mampu menampilkan ide-ide kreatif, angle yang unik, dan ekspresi-ekspresi kebebasan berkarya.

Pemanfaatan teknik-teknik digital menjadikan karya-karya para perupa memiliki sentuhan-sentuhan unik perpaduan proses analog dan digital.

Sementara itu, General Manager Bentara Budaya & Communication Management, Corporate Communication Kompas Gramedia, Ilham Khoiri menyambut baik penyelenggaraan kegiatan ini.

Saat ini, sebagian seniman di dunia telah memanfaatkan format NFT ini sebagai ajang display karya seni agar dapat diakses masyarakat global. Saat bersamaan, NFT juga dapat diperjualbelikan secara terbuka kepada para kolektor di seluruh dunia. Ini membuka ruang baru bagi peredaran karya seni.

“Meski demikian pasar NFT kini mengalami pasang surut, sebagai produk digital, NFT tetap menjadi alternatif bagi para seniman dan desainer untuk memperkenalkan karyanya. Setidaknya platform ini menjadi ruang display untuk memperkenalkan kreasi seniman dalam jagat metaverse global. Jika pun terjadi transaksi, itu akan ditopang sistem blockchain yang merekam riwayat kepemilikan NFT,” ujarnya.

Yuana Rochma Astuti, Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, menyampaikan bahwa program Baparekraf Digital Innovation Lab (BEDIL) 2024 hadir untuk membawa misi meningkatkan kesiapan digital di kalangan seniman ilustrator dalam memanfaatkan teknologi digital demi memajukan kreativitas seni di Indonesia dan membuka akses pasar yang lebih luas untuk peningkatan ekonomi Indonesia.

“Memang saat ini mungkin nilai aset kripto ini masih belum terlalu bagus. Tidak seperti dua tahun lalu yang meroket, kali ini harus diakui nilainya cenderung naik turun. Ketika era itu terjadi maka teman-teman dari pelaku ekonomi kreatif subsektor seni rupa ini sudah siap menyambutnya dan memanfaatkan teknologi ini,” ujar Yuana.

Yuana berharap pelaksanaan BEDIL 2024 dapat menghasilkan karya-karya terbaik yang siap untuk dipasarkan di Web3, dan setelah mengikuti program ini, para peserta dapat memperoleh manfaat berupa peluang untuk masuk ke pasar Web3 dengan mempraktekkan secara langsung penerapan NFT.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x