JAKARTA, KOMPAS.TV - Karya Film "Vina: Sebelum 7 Hari" akan dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri oleh Asosiasi Lawyer Muslim Indonesia (ALMI) pada Selasa (28/5/2024).
Aduan tersebut dibuat karena film karya rumah produksi Dee Company dan disutradarai Anggy Umbara itu dinilai membuat gaduh masyarakat.
Sekretaris Jenderal ALMI, Muallim Bahar, mengungkapkan alasan asosiasinya mengadukan film tersebut ke kepolisian.
“Jadi hari ini kami sudah konsultasi di Penyidik Siber Mabes Polri terkait dengan film Vina ini yang lagi viral,” ujar Muallim Bahar mengutip Grid, saat ditemui di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (28/5/2024).
Sang produser, Dheeraj Kalwani dan sutradara Anggy Umbara merespons soal adanya laporan polisi terkait filmnya.
Baca Juga: Warga Ragukan Keterangan Saksi Kunci yang Ngaku Lihat Pembunuhan Vina Cirebon: Tak Dengar Keributan
Dalam program Rosi, KompasTV, Kamis (30/5/2024) malam, Anggy Umbara dan Dheeraj Kalwani yang hadir sebagai bintang tamu bahkan menyebut laporan tersebut ternyata belum ada.
"Siapa yang dilaporin ke polisi Dheeraj atau Anggy?" tanya Rosianna Silalahi.
"Nggak ada, belum ada laporan, ini nggak bisa dilaporkan. Jadi setelah mereka ke Bareskrim, kata Bareskrim kan harus konsultasi ke KPI, tapi konsultasi KPI ngga bisa juga karena ini film kan (KPI itu pengaduan terkait televisi), harus ke LSF dulu konsultasi," beber Dheeraj.
Dheeraj akui dirinya dan tim produksi tidak berbuat tindakan kriminal seperti yang dituduhkan (membuat kegaduhan), mereka hanya pekerja film, dimana film ini menjadi viral.
"Dan yang mau dilaporkan apa? Buat gaduh katanya, membuat gaduh kan bukan kita yang buat, karena netizen di hari ke-3 penayangan mulai bersuara minta keadilan kan. Saya melihat bukan kegaduhan, tapi netizen yang minta keadilan," tutur Dheeraj.
Baca Juga: Kuasa Hukum Sebut Slip Gaji Buktikan Pegi Setiawan Bukan Pembunuh Vina dan Eky di Cirebon
Rosi sependapat bahwa sebuah karya seni seperti film memang banyak menuai reaksi baik pro dan kontra, namun sebuah karya seni adalah produk dari kebebasan berekspresi yang patut dihargai.
"Saya setuju sih, ini film kreatif, bagian dari kebebasan berekspresi bahkan membuat kasus Vina terungkap dan membuat polisi membuka kasusnya, semoga aktor utama ditangkap, hanya saya memang punya catatan kritis soal film ini dimana Vina itu seorang anak gadis menjadi korban kekerasan seksual, dan catatan saya tidak menyukai penggambaran adegan itu," tutup Rosi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.