Jejak-jejak Jakarta tercatat oleh para pengembara Eropa di abad ke-16. Kala itu, Jakarta marak disebut sebagai Kalapa, yang merupakan pelabuhan utama kerajaan Sunda.
Adapun alasan HUT Jakarta diperingati 22 Juni tak terlepas dari penyerangan Pangeran Fatahillah di Kalapa yang juga menjadi pusat perniagaan Portugis pada 22 Juni 1527.
Sejak itu, Pangeran Fatahillah mengganti nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta.
Kemudian pada abad ke-16, VOC Belanda tiba dan mengambil alih kekuasaan atas Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia, yang diambil dari nenek moyang bangsa Belanda, Batavieren.
Kondisi geografis Batavia serupa dengan negara Belanda, sehingga pemerintah kolonial Belanda membangun kota dengan kanal untuk melindungi Batavia dari ancaman banjir.
Pemerintah kolonial Belanda selanjutnya mendirikan pusat pemerintahan, dan memindahkannya ke daratan yang lebih tinggi dengan nama Weltevreden.
Baca Juga: 20 Twibbon Hari Ulang Tahun Jakarta 2023 atau HUT ke-496, Ini Logo, Tema dan Rangkaian Acaranya
Batavia mulai menjadi pusat pergerakan nasional pada awal abad ke-20 yang ditandai dengan Kongres Pemuda Kedua tahun 1928.
Batavia berganti nama menjadi Jakarta atau Jakarta Tokubetsu Shi saat masa pendudukan Jepang di Indonesia akibat perang Dunia ke-II pada 1942-1945.
Sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 1945, Jakarta menjadi pusat kegiatan politik dan pemerintahan pada masa awal kemerdekaan.
Kemudian secara resmi pada 1966 Jakarta menjadi Ibu Kota Negara. Dibangunlah lokasi bisnis, akomodasi, hingga kedutaan besar bagi negara sahabat.
Jakarta terus berkembang menjadi megapolitan dan menjadi salah satu yang terbesar di dunia pada abad ke-21 ini.
Kehidupan perkotaan yang semarak dengan berbagai keragaman, warisan budaya, hingga destinasi kelas dunia kini berkumpul dan bisa ditemukan di Jakarta.
Sumber : Kompas TV, jakarta.go.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.