JAKARTA, KOMPAS.TV- Salah satu lagu yang termasuk ikonik setiap memasuki hari Lebaran adalah lagu karya Ismail Marzuki, "Selamat Lebaran".
Lagu yang dibuat pada tahun 1954 dan direkam di studio RRI Jakarta tahun 1954 itu, dinyanyikan pertama kali oleh Didi, nama samaran dari Suyoso Karsono. Hingga kini, lagu dengan irama gembira itu, sudah berkali-kali diaransemen dan dinyanyikan oleh berbagai biduan. Misalnya, Tasya Kamila, dan Adie MS.
Lagu ini pun mudah ditemukan di YouTube, berikut suasana Jakarta masa lalu.
Bukan hanya irama yang unik, tapi liriknya yang panjang dengan dialek Betawi membuat lagu ini terasa khas. Bahkan, beberapa penyanyi tidak menyanyikannya sampai tuntas, tapi mengambil bait yang pendek saja, yaitu "Minal azin wal faizin maafkan lahir dan batin, selamat para pemimpin rakyatnya makmur terjamin."
Baca Juga: Sepenggal Lagu Lebaran Ismail Marzuki: Rakyat Makmur Terjamin, Korupsi Jangan Kerjain
Padahal lirik lagu ini cukup panjang menggambarkan keadaan Jakarta tahun 1950-an, bisa dilihat dari beberapa kosa kata seperti "trem listrik", "selop", "terompah" (terompe) dan "main ceki".
Trem adalah alat transportasi massa di Jakarta yang kini sudah tidak ada. Begitu pula sebutan selop dan terompah untuk alas kaki yang kini jarang digunakan, lebih sering menggunakan kata sandal.
Sedangkan ceki adalah permainan kartu yang dimainkan oleh empat orang, lazimnya dari malam hingga dini hari, yang biasanya diiringi taruhan berupa uang.
Namun yang tak kalah menarik, pada bagian akhir ada bait yang berbunyi "Kondangan boleh kurangin, Korupsi jangan kerjain". Bait ini tampaknya masih relevan sampai sekarang, berupa ajakan hidup sederhana, tidak pamer harta, dan jangan korupsi.
Setelah berpuasa satu bulan lamanya
Berzakat fitrah menurut perintah agama
Kini kita beridul fitri berbahagia
Mari kita berlebaran bersuka gembira
Berjabatan tangan sambil bermaaf-maafan
Hilang dendam habis marah di hari lebaran
Baca Juga: Lebaran 2023 Jumat atau Sabtu? Kemenag Gelar Sidang Isbat Hari Ini di 123 Titik Pantau Hilal
Reff:
Minal aidin wal faidzin
Maafkan lahir dan batin
Selamat para pemimpin
Rakyatnya makmur terjamin
Dari segala penjuru mengalir ke kota
Rakyat desa berpakaian baru serba indah
Setahun sekali naik terem listrik perey
Hilir mudik jalan kaki pincang sampai sore
Akibatnya tengteng selop sepatu terompe
Kakinya pada lecet babak belur berabe
Reff:
Maafkan lahir dan batin,
'lang tahun hidup prihatin
Cari wang jangan bingungin,
'lan Syawal kita ngawinin
Cara orang kota berlebaran lain lagi
Kesempatan ini dipakai buat berjudi
Sehari semalam main ceki mabuk brandi
Pulang sempoyongan kalah main pukul istri
Akibatnya sang ketupat melayang ke mate
Si penjudi mateng biru dirangsang si istri
Reff:
Maafkan lahir dan batin,
'lang taon hidup prihatin
Kondangan boleh kurangin,
Korupsi jangan kerjain
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.