JAKARTA, KOMPAS.TV - Penggunaan bahasa kasar, kotor, dan umpatan umumnya dinilai sebagai sesuatu yang buruk. Sebagian yang lain mungkin berpandangan sebaliknya.
Mengumpat juga dinilai sebagai tanda bahwa orang itu kekurangan kosa kata dan tidak dapat mengekspresikan diri dengan cara yang cerdas.
Selama bertahun-tahun, mengumpat menjadi salah satu bahasan yang cukup menarik di bidang psikologi dan kesehatan. Para ilmuwan mencoba meneliti, apakah ada manfaat mengumpat, atau apakah orang yang mengumpat cerdas.
Baca Juga: Besok Ada Fenomena Tengah Hari Datang Lebih Cepat, Apa Dampaknya?
Mengutip Science Alert, sebuah penelitian yang dilakukan oleh psikolog dari Marist College menemukan adanya hubungan atau korelasi antara seberapa fasih seseorang dalam bahasa Inggris dan seberapa fasih mereka dalam mengumpat.
Kefasihan verbal diukur dengan meminta responden memikirkan sebanyak mungkin kata yang dimulai dengan huruf alfabet tertentu dalam satu menit.
Orang dengan kemampuan bahasa yang lebih baik umumnya dapat memikirkan lebih banyak kata. Peneliti kemudian membuat tugas kelancaran mengumpat, di mana responden diminta membuat daftar kata-kata umpatan yang berbeda sebanyak-banyaknya selama satu menit.
Baca Juga: Kata Dokter soal Kebiasaan Minum Kopi Sachet: Takaran dan Efek Sampingnya
Dengan membandingkan skor dari tugas kefasihan verbal dan mengumpat, ditemukan bahwa orang yang mendapat nilai tertinggi pada tes kefasihan verbal juga cenderung berhasil pada tugas kefasihan mengumpat.
Sumber : Science Alert, Cleveland Clinic
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.