JAKARTA, KOMPAS.TV – Musisi Indonesia Widi Asmoro kembali lagi setelah lebih dari sepuluh tahun tidak terdengar kabarnya di blantika musik Indonesia. Ia hadir bersama lagu terbarunya yakni, Runners Dilemma sebagai solois.
Memilih julukan Widasroom, Widi Asmoro yang lama hiatus dari musik Indonesia sejak pindah ke Singapura, telah merilis tiga lagu dan Runner's Dilemma adalah lagu yang dirilis lewat jalur independen.
Widasroom adalah sesi curhat Widi Asmoro lewat musik. Sebagai seorang ayah dan pekerja kantoran yang masih menyimpan cintanya bermusik. Widi ingin tetap dikenal di blantika musik dengan merilis lagu.
Membawa warna musik pop dan sentuhan gaya klasik new-age, lagu Runner's Dilemma membawa cerita Widi dalam menghadapi isu kesehatan mental. Lelah dengan rutinitas "9 to 5" dan kehidupan monoton, seolah membuat Widi terjebak di antara pilihan untuk terus melangkah atau lari dan menyerah.
"Ini adalah isu yang terdekat dengan saya. Tidak banyak orang yang siap menerima kalau punya masalah kesehatan mental, saya termasuk salah satunya," ujar Widi melalui keterangan resminya, dikutip pada Kamis (28/10/2021).
Baca Juga: Meninggal Dunia, Ini Perjalanan Karir Musisi Oddie Agam "Antara Anyer dan Jakarta"
Sebelumnya Widi dikenal sebagai personel band indie pop yakni, Everybody Loves Irene. Meski, masih membawa warna indie pop sebelumya, namun lewat proyek solonya, Widasroom mengangkat tema yang lebih dewasa.
Jika bersama Everybody Loves Irene lagu-lagunya bertemakan romantika masa remaja, kini Widi mengangkat tema seputar mengasuh anak dan problematika pekerja kantoran.
Isu kesehatan mental tersebut diambil dari pengalaman pribadi Widi. Dia pun tak pernah membayangkan akan mengalaminya, bahkan Widi sampai melakukan konsultasi di Singapura.
Sesi-sesi konsultasi tersebut akhirnya membuat Widi berangsur pulih. Dalam proses berdamai dengan diri sendiri inilah, Widi menulis lagu "Runner's Dilemma".
"Kata-kata di lagu ini adalah mantra personal dan dibuat seperti berkomunikasi dengan diri sendiri. Saya putuskan juga untuk merilisnya dan berbagi cerita ini agar teman-teman yang lain juga yang mungkin punya isu serupa bisa lebih perhatian untuk menjaga kesehatan mental layaknya kesehatan fisik jasmani," terangnya.
Widi mempercayakan Fifan Christa (Atlesta) dan timnya di kota Malang untuk sektor produksi musik dan orkestrasi. Sesi vokal dikerjakan di Singapura bersama Ong Jean Wei sebagai pengarah suara dan David "DSML" Siow untuk penata rekam, sebelum akhirnya menjalani tahap mixing-mastering di SCIFI Studio, Malaysia.
Lagu ini juga melibatkan Yudhi Arfani yang merupakan gitaris Widi Asmoro dalam kwintet indie pop-nya, Everybody Loves Irene. Lagu ini sudah dapat didengarkan di berbagai platform musik digital.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.