JAKARTA, KOMPAS.TV - Pernyataan rapper Nicki Minaj yang mengklaim vaksin Covid-19 menyebabkan terjadinya pembengkakan pada testis, menarik perhatian banyak orang.
Tak terkecuali pejabat-pejabat pemerintah. Setidaknya ada tiga pejabat dari tiga negara yang menanggapi pernyataan kontroversial Minaj tersebut.
Seperti diwartakan sebelumnya, Minaj mengunggah cuitan pada Selasa (14/9/2021) lalu. Hingga hari ini, Sabtu (18/9), cuitan tersebut telah di-like lebih dari 145.000 kali.
Dalam cuitannya, Minaj yang memiliki 22,7 juta pengikut di Twitter mengatakan, “Sepupuku di Trinidad tidak mau vaksin karena ada temannya yang mendapatkannya (vaksin) dan jadi impoten. Testisnya membengkak.”
Dua hari kemudian, dia mengaku diundang oleh Gedung Putih.
“Gedung Putih mengundangku dan kurasa ini merupakan sebuah langkah ke arah yang benar. Ya, aku akan datang.”
Baca Juga: Percayai Vaksin Covid-19 Picu Impotensi, Nicki Minaj Dipanggil Gedung Putih
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan pemerintah menghubunginya untuk memberinya pendidikan tentang kesehatan publik lewat telepon.
“Seperti yang sudah kami lakukan dengan yang lainnya, kami menawarkan panggilan telepon kepada Nicki Minaj dan salah satu dokter kami untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya tentang keamanan dan efektivitas vaksin,” tutur pejabat tersebut kepada majalah People seperti dikutip dari The Straits Times.
Sementara Menteri Kesehatan Trinidad Terrence Deyalsingh, Rabu (15/9) mengatakan “Hingga kini, tidak ada laporan tentang efek samping atau kejadian pembengkakan testis di Trinidad dan sepengetahuan kami, tidak ada juga di mana pun di dunia ini.”
Saat diminta tanggapan tentang cuitan kontroversial itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dia lebih memilih mendapatkan informasi tentang Covid-19 dari Dr Nikki Kanani, direktur perawatan primer di National Health Service (NHS) Inggris, ketimbang dari Minaj.
Pernyataan Johnson tersebut dibalas Minaj dengan sebuah rekaman suara yang diunggah melalui akun Twitter-nya @NICKIMINAJ.
Dalam rekaman suara tersebut, Minaj menyapa Johnson dan berbicara dengan aksen Inggris yang dibuat-buat.
Baca Juga: Belum Vaksin, Nicki Minaj Tak Bisa Hadir di Met Gala 2021
Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional Amerika Serikat Dr Anthony Fauci, dalam wawancara dengan CNN pada Rabu (15/9) mengatakan ada banyak misinformasi yang beredar terutama di media sosial.
“Cara satu-satunya yang kami tahu untuk melawan mis- dan disinformasi adalah dengan memberikan informasi yang benar dan melawan klaim-klaim seperti itu yang mungkin karena dia memang tidak tahu,” kata Fauci yang juga penasihat kesehatan pemerintah AS.
“Aku tidak menyalahkannya. Tapi dia seharusnya berpikir dua kali sebelum menyebarkan informasi yang tidak punya dasar kecuali anekdot, dan ilmu pengetahuan bukan tentang itu.”
Sumber : Kompas TV/The Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.