JAKARTA, KOMPAS.TV - Selain masalah stunting, penyakit bibir sumbing dan celah langit-langit ternyata juga masalah kompleks yang dihadapi hingga saat ini.
Country Manager Smile Train Indonesia, Deasy Larasati, mengungkapkan, sampai saat ini organisasi nirlaba mereka telah membantu sebanyak 95.000 operasi bibir sumbing.
Baca Juga: Sering Pakai Masker, Simak Cara Menjaga Bibir Lembab dan Sehat
Hal itu disampaikannya dalam media gathering Smile Train Indonesia x Snack Video yang diadakan di Megamendung, Puncak, Kota Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
"Kalau ditanya, kok bisa sebanyak itu? Ya memang, karena setiap tahun pertumbuhan, dengan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia, itu lahir bayi dalam keadaan kondisi bibir sumbing, itu kurang lebih 8 sampai 9 ribu lahir bayi dalam keadaan bibir sumbing atau celah langit-langit, hanya di Indonesia, gitu," ungkap Deasy.
"Jadi, sejak tahun 2002, Smile Train yang ada di Indonesia, sampai sekarang sudah hampir 95.000 [total operasi bibir sumbing] ya. Jadi, 95.000 senyum baru sudah tercipta untuk anak-anak Indonesia. Dan Smile Train akan terus melanjutkan dedikasi bantuan dan tentunya dengan didukung oleh para dermawan donatur dalam kesempatan yang terbaik ini juga telah hadir dari Snack Video untuk anak-anak Indonesia," ungkapnya.
Program donasi yang digagas Smile Train dengan Snack Video itu telah berlangsung sejak 12 April hingga 14 Mei 2021. Donasi dilakukan dengan cara membagikan video mereka dengan hashtag #SenyummuSedekahmu, dimana dari video yang ditonton dan dibagikan itu, para pengguna snack video telah berdonasi sebesar Rp1.000 dari tiap video-nya.
Kolaborasi itu pun berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp1,5 miliar, yang kemudian digunakan untuk melakukan operasi bibir sumbing terhadap 300 penderita yang ada di Indonesia, termasuk di wilayah Bogor, Jawa Barat.
Gerakan yang diberi hastag #senyummusedekahmu itu merupakan gerakan yang luar biasa dan mendapat dukungan sangat baik dari pengguna aplikasi Snack Video.
“Mengadakan program #SenyummuSedekahmu bersama smile train indonesia, dimana video yang dibuat dan di share menyumbangkan 1000 rupiah, dalam 32 hari terkumpul 100 juta lebih video, 500 ribu pengguna dan miliaran video untuk digunakan sebagai sedekah,” seru Head of Public Policy for Southeast Asia and South Asia, Snack Video, Donny Eryastha.
Dokter spesialis bedah plastik, dr. Yantoko dalam kesempatan yang sama mengatakan, kasus bibir sumbing dan penyakit celah langit-langit di Indonesia cukup besar. Setiap tahun diperkirakan ada 9.000 ribu bayi lahir dalam kondisi bibir sumbing di Indonesia. setidaknya ratusan bayi di dunia terlahir dalam kondisi bibir sumbing setiap 3 menit.
“Kasusnya setiap tiga menit lahir bayi sumbing di dunia. Kalau angka kejadian ada yang menyebutkan 400 dari kelahiran baru, ada yang 600 dan 800. Jadi memang banyak,” ujar dokter Yantoko.
Permasalahan yang dihadapi di lapangan, kata dokter Yantoko adalah orangtua yang merasa takut ketika mengetahui anaknya lahir dalam keadaan bibir sumbing.
“Memang kasus sumbing lumayan banyak dan itu terlihat nyata sekali karena langsung berhadapan kita melihat bibirnya tidak nyambung atau suaranya tidak bagus atau sengal. Beda dengan kelainan yang lain misal hipospadia, kelainan di saluran kencing, gak akan terlihat sampai dewasa. Karena kan tertutup, gak kelihatan,” jelasnya.
Baca Juga: Rency Milano Diduga Alami Malpraktik Filler, Bibir Bengkak dan Dagu Keras Membatu
Hal itulah yang menurutnya menjadi pekerjaan rumah yang berat namun harus tetap diperjuangkan. Seperti halnya stunting, penyakit bibir sumbing juga disebabkan kurangnya asupan gizi sejak anak-anak berada didalam kandungan. Kondisi ini juga menjadi tantangan yang harus diselesaikan kedepannya.
“Di sini lah pekerjaan kita cukup berat karena secara psikis orangtua langsung ‘aduh anakku kok begini’. Pertama kali pasti takut akhirnya saling menyalahkan,” pungkasnya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.