JAKARTA, KOMPAS.TV – Komedian sekaligus selebritas Amerika Serikat Ellen DeGeneres memutuskan untuk mengakhiri acara talkshow-nya, The Ellen DeGeneres Show, pada musim ke-19 mendatang.
Hal itu disampaikan Ellen melalui akun Instagram @theellenshow hari ini Kamis,13 Mei 20215.
Dalam monolognya, Ellen mengatakan Pertunjukan Ellen DeGeneres tidak lagi menjadi tantangan baginya.
"Ketika Anda adalah orang yang kreatif, Anda terus-menerus perlu ditantang dan sehebat pertunjukan ini, dan meskipun menyenangkan, itu bukan tantangan lagi," katanya.
Ellen telah merayakan pertujukan yang ke 3.000 kali pada pekan sebelumnya. Pada kesempatan monolognya kali ini, mengucapkan terima kasih kepada para penontonnya dan menyebut program itu sebagai pengalaman terbesar dalam hidupnya.
"Anda mungkin bertanya-tanya mengapa saya memutuskan untuk mengakhiri setelah 19 musim,"
“Sebenarnya aku selalu memercayai instingku. Dan instingku mengatakan bahwa inilah saatnya." ungkapnya.
Baca juga: Pelantun Love Me Like You Do Ellie Goulding Melahirkan Anak Pertama
The Ellen DeGeneres Show dimulai pada 18 tahun silam, tepatnya pada tahun 2003. Saat itu, karier Ellen sedang berjuang usai pengakuan kontroversial bahwa Ellen menyatakan diri sebagai gay secara terbuka.
Tetapi acara bincang-bincang itu malah membantunya meroket sebagai komedian dan sekaligus pembawa acara. Ellen DeGeneres menjadi salah satu program talkshow Amerika Serikat yang ditonton banyak orang di seluruh dunia.
"Saya berjanji kepada Anda bahwa kami akan menjalani musim terakhir yang fantastis," lanjut Ellen dalam monolognya.
"Ini akan menjadi musim di mana saya benar-benar bisa mengucapkan 'Terima Kasih.' Setiap hari akan ada perayaan. Akan ada banyak kejutan, beberapa perjalanan menyusuri jalan kenangan dan beberapa jalan memutar melalui 'Why Did I Wear That Alley," tutur Allen.
Seperti diketahui pula, Ellen yang saat ini berusia 63 tahun, dan juga produser acara tersebut berada di bawah pengawasan ketat dalam beberapa bulan terakhir setelah ada laporan terkait isu yang mengatakan bahwa lingkungan kerja dalam program tersebut dikatakan toksik dan terjadi rasialisme di tengah karyawannya.
Dalam laporan yang diterbitkan oleh BuzzFeed News Juli lalu, salah satu mantan karyawan menuduh produser eksekutif acara itu melakukan pelecehan dan mengklaim bahwa mereka mengalami budaya rasisme, ketakutan, dan intimidasi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.