JAKARTA, KOMPAS.TV - Film animasi Indonesia Nussa baru saja merilis trailer pertama. Namun, film itu langsung menuai banyak respon setelah influencer Denny Siregar menyebutnya sebagai film propaganda ekstremis.
Melalui akun Twitter-nya, Denny menyoroti pakaian karakter film animasi anak itu. Menurut Denny, tokoh-tokoh Nussa yang mengenakan baju koko, peci dan jilbab memiliki model gurun pasir.
Hal ini berbeda dengan budaya Indonesia dalam bayangan Denny yang menggunakan sarungan. Dalam cuitan lain, ia juga menuduh tim produksi terpengaruh penulis buku Islam Felix Siauw.
Prosedur Eksekutif film Nussa, Angga Dwimas Sasongko, lantas menanggapi tuduhan Denny. Menurut Angga, proses pembuatan film itu tak melibatkan pemuka agama.
Ia juga menyebut, banyak pihak terlibat menggarap film itu selama dua tahun masa pengerjaan.
“Menuduh dan mengkaitkan Nussa dengan satu kelompok (adalah) sangat menyesatkan. Nussa dikerjakan banyak orang; dari berbagai suku dan ras, dan dari berbagai pemeluk agama,” cuit Angga.
Angga turut membantah tuduhan keterlibatan Felix Siauw dalam pengerjaan animasi dan pihak yang mempromosikan animasi ini pada 2018.
Ketika itu, film ini masih berwujud video seri. Namun, tak ada nama Felix dalam deretan kru film ini.
Film Nussa bercerita tentang seorang anak laki-laki bernama Nussa. Ia adalah juara bertahan kompetisi sains di sekolahnya. Ketika sekolahnya kedatangan anak pintar baru, Nussa merasa terancam.
Film ini mengeksplorasi lebih lanjut perjuangan Nussa menghadapi masalah. Trailer film ini juga memperlihatkan kisah soal drama anak dengan orang tua.
Penggarapan animasi film ini dikerjakan oleh studio The Little GIantz. Sementara, cerita dan scenario film ini dibuat Skriptura, anak dari grup perusahaan Visinema milik Aggga Dwimas Sasongko.
Film ini sempat tayang di beberapa stasiun televisi swasta saat berwujud video seri. Namun, produksi video seri itu berhenti karena pandemi Covid-19.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.