JAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam obrolan dokter Tirta bersama Deddy Corbuzier, di podcast Deddy yang diunggah pada 20 November 202o, dokter Tirta sebenarnya mengkritik satgas Covid dalam penanganan corona di Indonesia.
Menurut dokter Tirta, kerumunan yang terjadi dalam kurun waktu 2-3 bulan terakhir, bisa diminimalisir.
Kerumunan tidak dilarang asalkan sesuai dengan protokol kesehatan, seperti misalnya kedatangan Habib Rizieq Shihab ke Indonesia.
Tidak adanya diskusi antara Satgas COVID dengan kerumunan bandara atau FPI, merupakan sebuah kekeliruan.
Karena, massa dapat dikontrol dan di edukasi, sehingga kejadian seperti di bandara tidak terjadi berlarut-larut.
Dokter sneakers ini menambahkan contoh lain, misalkan pengikut Habib Rizieq Shihab atau FPI diajak kolaborasi untuk berdialog dan berdiskusi, seperti misalnya waktu akan libur mudik lebaran.
Saat libur mudik lebaran dan hari raya Idul Fitri, pemerintah mengajak Ustadz Abdul Somad dan juga Aa Gym serta Ustadz Yusuf Mansur, untuk mengimbau umat Islam agar tidak mudik, serta sholat Idul Fitri di rumah.
Jika para petinggi agama atau ulama ini diajak berkolaborasi, dapat terlihat bahwa hasilnya ternyata baik.
Tapi, kenyataannya dari Satgas Covid tidak pernah ada dialog ke Habib Rizieq terkait menciptakan kerumunan tersebut.
Dokter nyentrik ini juga menambahkan, bahwa yang dilakukan satgas dengan membagikan 20.000 masker sebagai tindakan mitigasi pencegahan dan preventif, adalah salah.
Karena hal tersebut justru adalah kebijakan instan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.