JAKARTA, KOMPAS.TV - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 22 sampai 23 April 2025 memutuskan mempertahankan bunga acuan atau BI Rate di level 5,75 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,5 persen.
Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan BI Rate dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah, prospek inflasi, dan pertumbuhan ekonomi.
Bank Indonesia juga memperkuat kebijakan insentif likuiditas makroprudensial dengan lebih mendorong pembiayaan perbankan ke sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, seperti sektor perdagangan dan UMKM.
Di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global karena tarif resiprokal Amerika Serikat dan retaliasi Tiongkok, pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2025 diperkirakan turun dari 3,2 persen menjadi 2,9 persen. Penurunan terbesar diperkirakan terjadi di Amerika Serikat dan Tiongkok.
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 sedikit di bawah titik tengah, atau berada di kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen.
Posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2025 tercatat tinggi, di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor, yakni sebesar 157,1 miliar dolar Amerika Serikat. Angka ini setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, Bank Indonesia melakukan intervensi pasar offshore NDF secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa, serta New York, dan memberikan hasil positif, yakni rupiah menguat dari Rp16.865 per dolar Amerika Serikat pada hari pertama pembukaan pasar domestik setelah libur Lebaran 8 April, menjadi Rp16.855 per dolar Amerika Serikat pada 22 April.
Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan bersama KSSK dalam memitigasi berbagai risiko ekonomi domestik dan global yang dapat mengganggu ketahanan perbankan dan stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.
#bi
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.